Permasalahan di PT PLN (Persero) UPT Durikosambi berawal dari masih tingginya
angka keterlambatan penyelesaian pekerjaan jasa konstruksi yang di mana masih
banyak proyek yang mengalami amandemen dengan sebagian besar berupa
perpanjangan waktu. Hal ini disebabkan oleh pemilihan vendor yang belum
berbasis pada penilaian objektif dan menyeluruh. Proses seleksi masih berfokus
pada aspek administratif seperti harga dan pengalaman, tanpa mempertimbangkan
faktor seperti kapasitas kualitas dan keberlanjutan. Akibatnya, banyak vendor yang
tidak mampu memenuhi target kualitas, biaya, dan waktu. Penelitian ini bertujuan
mengembangkan model pemilihan vendor berbasis multikriteria sebagai solusi
untuk meningkatkan objektivitas dan akurasi proses pemilihan vendor.
Model dikembangkan melalui pendekatan metode Delphi untuk menyaring dan
menyepakati kriteria serta subkriteria yang relevan berdasarkan pendapat para ahli.
Selanjutnya, metode Best-Worst Method (BWM) digunakan untuk menentukan
bobot prioritas antar kriteria secara efisien dan konsisten. Uji validitas, reliabilitas,
serta hubungan antar variabel dilakukan dengan metode Structural Equation
Modeling - Partial Least Squares (SEM-PLS) untuk memastikan model layak
diterapkan secara praktis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kriteria harga memiliki bobot tertinggi, dengan
subkriteria harga penawaran sebagai aspek terpenting dalam pengambilan
keputusan. Di sisi lain, dimensi keberlanjutan memperoleh bobot terendah, yang
mencerminkan bahwa aspek lingkungan belum menjadi pertimbangan utama dalam
praktik pengadaan di PT PLN (Persero) UPT Durikosambi saat ini.
Hasil pengujian outer model menunjukkan bahwa seluruh indikator valid dan
reliabel, dengan nilai loading factor > 0,7 dan nilai AVE > 0,5. Seluruh konstruk
juga lolos uji diskriminan dan memiliki nilai Composite Reliability di atas 0,7.
Pengujian inner model memperlihatkan bahwa dimensis OSHA, Teknis, Harga, dan
Administrasi berpengaruh signifikan terhadap pemilihan vendor, dengan OSHA
menjadi faktor paling dominan. Sementara itu, dimensi Finansial, Keberlanjutan,
dan Kualitas tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan, menandakan bahwa
ii
aspek-aspek tersebut belum menjadi penentu utama dalam pengambilan keputusan
pengadaan.
Lebih lanjut, pengujian predictive relevance (Q2) menunjukkan bahwa model yang
dikembangkan memiliki nilai Q-square sebesar 0,586 kemampuan prediktif yang
kuat. Artinya, model yang dikembangkan mampu menjelaskan variabilitas dalam
pengambilan keputusan seleksi vendor. Hal ini menunjukkan bahwa model
multikriteria yang dirancang dalam penelitian ini dapat menjadi alat bantu strategis
untuk meningkatkan objektivitas, akuntabilitas, dan efisiensi dalam proses
pengadaan barang dan jasa, sejalan dengan prinsip value for money dan visi
keberlanjutan PLN.
Perpustakaan Digital ITB