digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Dewi Supryati

Permasalahan di PT PLN (Persero) UPT Durikosambi berawal dari masih tingginya angka keterlambatan penyelesaian pekerjaan jasa konstruksi yang di mana masih banyak proyek yang mengalami amandemen dengan sebagian besar berupa perpanjangan waktu. Hal ini disebabkan oleh pemilihan vendor yang belum berbasis pada penilaian objektif dan menyeluruh. Proses seleksi masih berfokus pada aspek administratif seperti harga dan pengalaman, tanpa mempertimbangkan faktor seperti kapasitas kualitas dan keberlanjutan. Akibatnya, banyak vendor yang tidak mampu memenuhi target kualitas, biaya, dan waktu. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model pemilihan vendor berbasis multikriteria sebagai solusi untuk meningkatkan objektivitas dan akurasi proses pemilihan vendor. Model dikembangkan melalui pendekatan metode Delphi untuk menyaring dan menyepakati kriteria serta subkriteria yang relevan berdasarkan pendapat para ahli. Selanjutnya, metode Best-Worst Method (BWM) digunakan untuk menentukan bobot prioritas antar kriteria secara efisien dan konsisten. Uji validitas, reliabilitas, serta hubungan antar variabel dilakukan dengan metode Structural Equation Modeling - Partial Least Squares (SEM-PLS) untuk memastikan model layak diterapkan secara praktis. Hasil analisis menunjukkan bahwa kriteria harga memiliki bobot tertinggi, dengan subkriteria harga penawaran sebagai aspek terpenting dalam pengambilan keputusan. Di sisi lain, dimensi keberlanjutan memperoleh bobot terendah, yang mencerminkan bahwa aspek lingkungan belum menjadi pertimbangan utama dalam praktik pengadaan di PT PLN (Persero) UPT Durikosambi saat ini. Hasil pengujian outer model menunjukkan bahwa seluruh indikator valid dan reliabel, dengan nilai loading factor > 0,7 dan nilai AVE > 0,5. Seluruh konstruk juga lolos uji diskriminan dan memiliki nilai Composite Reliability di atas 0,7. Pengujian inner model memperlihatkan bahwa dimensis OSHA, Teknis, Harga, dan Administrasi berpengaruh signifikan terhadap pemilihan vendor, dengan OSHA menjadi faktor paling dominan. Sementara itu, dimensi Finansial, Keberlanjutan, dan Kualitas tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan, menandakan bahwa ii aspek-aspek tersebut belum menjadi penentu utama dalam pengambilan keputusan pengadaan. Lebih lanjut, pengujian predictive relevance (Q2) menunjukkan bahwa model yang dikembangkan memiliki nilai Q-square sebesar 0,586 kemampuan prediktif yang kuat. Artinya, model yang dikembangkan mampu menjelaskan variabilitas dalam pengambilan keputusan seleksi vendor. Hal ini menunjukkan bahwa model multikriteria yang dirancang dalam penelitian ini dapat menjadi alat bantu strategis untuk meningkatkan objektivitas, akuntabilitas, dan efisiensi dalam proses pengadaan barang dan jasa, sejalan dengan prinsip value for money dan visi keberlanjutan PLN.