digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Produksi yang berlangsung secara terus-menerus di reservoir geotermal terutama dominasi uap dapat menyebabkan penurunan tekanan dan juga penurunan saturasi air di dalam matriks batuan menuju kedalam kondisi dry-out (batuan hanya memiliki panas dan tidak mengandung fluida lagi). Peristiwa berkurangnya saturasi air matriks diiringi dengan adanya kondisi superheated yaitu temperatur dari fluida lebih tinggi dari temperatur saturasinya. Kondisi dry-out dalam reservoir dapat menyebabkan penurunan produksi secara tajam (Khan dkk., 2010). Untuk menanggulangi dan mencegah kondisi ini, strategi injeksi yang spesifik berbeda dari strategi injeksi konvensional perlu diimplementasikan. Studi ini menyajikan suatu model numerik sederhana yang dikembangkan untuk memodelkan strategi injeksi tersebut yaitu dengan menginjeksikan sejumlah kecil fluida kedalam reservoir secara menyebar (trickle injection). Model yang dibuat dikalibrasi berdasarkan kondisi alamiah dengan menggunakan parameter lapangan yang diketahui, seperti gradien tekanan dan temperatur, distribusi saturasi, perkembangan superheat, serta penurunan tekanan selama masa produksi. Skenario simulasi dilakukan dengan menggunakan model grid dasar dan ukuran grid yang diperkecil baik secara horizontal maupun vertikal untuk mengevaluasi pengaruh reinjeksi terhadap dinamika reservoir dan kinerja produksi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa trickle injeksi dapat memperbaiki laju penurunan produksi dari sekitar 7% menjadi 5% dan memperpanjang umur produksi hingga lima tahun berdasarkan model yang sudah dibuat. Selain itu, fluida yang diinjeksi juga dapat berkontribusi terhadap produksi setelah mengalami proses boiling. Penelitian ini menegaskan pentingnya trickle injeksi pada reservoir yang mengalami superheat sebagai strategi untuk mempertahankan performa reservoir dan meningkatkan produksi uap jangka panjang. Studi ini juga menekankan peran penting simulasi numerik sebagai alat bantu dalam perencanaan dan pengelolaan lapangan geotermal.