digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan YAN merupakan salah satu lapangan minyak dan gas bumi yang masih aktif di Cekungan Sumatra Selatan. Dalam beberapa pengeboran terakhir, ditemukan indikasi penipisan hingga hilangnya lapisan reservoir yang sebelumnya menjadi target pengembangan. Permasalahan ini diduga berkaitan dengan model reservoir yang dibangun tanpa mempertimbangkan variasi lingkungan pengendapan, sehingga heterogenitas yang timbul akibat perubahan fasies belum tergambarkan secara menyeluruh. Akibatnya, interpretasi sebaran lapisan reservoir menjadi kurang akurat dan berdampak pada tingginya ketidakpastian estimasi hidrokarbon, termasuk nilai Original Oil in Place (OOIP) dan penentuan zona prospek. Selain itu, Lapangan YAN memiliki karakteristik multi-layer reservoir, namun pengembangan selama ini masih didominasi oleh zona tengah (middle zone). Padahal, terdapat potensi reservoir yang cukup tebal pada zona bawah (deep zone) yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kondisi ini menuntut analisis yang lebih mendalam guna mendukung strategi pengembangan yang lebih massif dan tepat sasaran ke depannya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami karakteristik reservoir serta keterkaitannya dengan lingkungan pengendapan guna meningkatkan presisi dalam menentukan zona prospek hidrokarbon. Data yang digunakan meliputi 68 sumur di Lapangan YAN, dengan jenis data berupa log tali kawat, batuan inti, hasil analisis biostratigrafi, serta citra borehole (FMI). Pendekatan yang digunakan merupakan integrasi antara analisis geologi dan petrofisika. Analisis geologi mencakup interpretasi lingkungan pengendapan dan asosiasi arsitektural fasies berdasarkan data sumur, batuan inti, dan borehole image, sedangkan analisis petrofisika dilakukan melalui perhitungan parameter utama seperti volume shale dan porositas efektif untuk menilai kualitas reservoir. Hasil dari integrasi ini kemudian digunakan untuk membangun model statik berbasis geostatistik guna memetakan sebaran dan kualitas reservoir secara lebih detail. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reservoir Formasi Talangakar di Lapangan YAN terendapkan dalam sistem pengendapan darat hingga transisi, yaitu dari sistem fluvial hingga delta. Sistem fluvial ditandai oleh asosiasi arsitektural fasies seperti channel, point bar, crevasse splay, dan floodplain, sedangkan sistem delta dicirikan oleh keberadaan distributary channel, mouth bar, dan interdistributary plain. Secara umum, properti petrofisika reservoir pada sistem delta lebih baik dibandingkan dengan sistem fluvial, dengan rata-rata volume shale yang lebih rendah sebesar 2,6% dan porositas efektif yang lebih tinggi sebesar 6,1%. Temuan ini menegaskan bahwa lingkungan pengendapan memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas reservoir. Pemahaman yang menyeluruh terhadap aspek ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam penyusunan strategi pengembangan lapangan yang lebih optimal di masa mendatang.