COVER Yusuf Iqbal Al-Muhajir
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Yusuf Iqbal Al-Muhajir
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Yusuf Iqbal Al-Muhajir
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Yusuf Iqbal Al-Muhajir
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Yusuf Iqbal Al-Muhajir
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Yusuf Iqbal Al-Muhajir
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Yusuf Iqbal Al-Muhajir
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Yusuf Iqbal Al-Muhajir
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Whey merupakan produk samping pembuatan keju yang masih memiliki nilai gizi yang tinggi. Whey keju
mengandung protein yang dapat dimanfaatkan menjadi minuman tinggi protein seperti Whey Protein
Concentrate (WPC). Umumnya pemrosesan whey masih menggunakan temperatur tinggi yang dapat
mendenaturasi protein. Metode lain dalam pemekatan protein adalah menggunakan teknologi membran.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi operasi yang baik untuk melakukan pemekatan whey
dengan memvariasikan pretreatment, jenis membran (Forward Osmosis dan Osmotic Membrane
Distillation), temperatur (25, 40, 50?), dan jenis draw solution (???????????????????????? dan asam sitrat). Parameter utama
yang diperhatikan adalah fluks, preservasi protein, dan karakteristik produk akhir. Pretreatment
thermocalcic precipitation dapat menghilangkan lemak 100% pada whey. Presipitasi laktosa
menghilangkan 25% laktosa, 79% protein, dan menyebabkan perubahan warna pada whey. Membran FO
memiliki fluks yang lebih baik dibandingkan OMD pada suhu ruang dan mendekati fluks OMD 40?.
Peningkatan temperatur umpan OMD mempengaruhi fluks secara signifikan namun menurunkan preservasi
protein akibat denaturasi. Temperatur optimal didapat pada 40? dengan preservasi protein 99,83%. Draw
solution ???????????????????????? dengan konsentrasi yang sama (33,3%) menghasilkan fluks yang lebih tinggi dari asam sitrat
akibat tekanan osmotik yang lebih besar. DS ???????????????????????? pada membran FO menyebabkan agregasi protein akibat
reverse salt flux dan asam sitrat menyebabkan presipitasi protein akibat reverse salt flux asam. DS asam
sitrat memiliki interaksi dengan laktosa yang menyebabkan perpindahan laktosa menuju draw solution.
Warna produk akhir whey tidak dipengaruhi secara signifikan oleh jenis membran, temperatur, dan DS,
namun berubah akibat peningkatan konsentrasi. Pada kondisi optimum FO, whey berhasil dipekatkan 1.34
± 0.16 kali, dengan kandungan protein 61.47 ± 7.93 % dari whey awal dan laktosa yang terdifusi sebesar
25.49 ± 25.43%. Sedangkan pada kondisi optimum OMD, saat suhu 40? dan DS ????????????????????, whey berhasil
dipekatkan 3.45 ± 0.17 kali, dengan kandungan protein 99.83 ± 5.27 % dari whey awal dan laktosa yang
terdifusi sebesar 6.96 ± 3.88%.
Perpustakaan Digital ITB