digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1986 DS PP WIWIK SRINGATIN SUBOWO 1-BAB1.pdf

File tidak tersedia

1986 DS PP WIWIK SRINGATIN SUBOWO 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

1986 DS PP WIWIK SRINGATIN SUBOWO 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

1986 DS PP WIWIK SRINGATIN SUBOWO 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

1986 DS PP WIWIK SRINGATIN SUBOWO 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

1986 DS PP WIWIK SRINGATIN SUBOWO 1-COVER.pdf
File tidak tersedia

1986 DS PP WIWIK SRINGATIN SUBOWO 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

ABSTRAK: Degradasi polipropilen oleh iradiasi UV pada hakekatnya adalah proses fotooksidasi. Proses fotooksidasi ini berlangsung karena adanya fotoinisiator yang berupa khromofor. Salah satu fotoinisiator yang penting pada polipropilen adalah senyawa karbonil. Kehadirannya dalam polipropilen sebagai ketakmurnian berasal dari proses polimerisasi gas propilen yang mengandung ketakmurnian CO. Proses fotooksidasi dapat pula terjadi pada berbagai jenis polipropilen yang lain dengan mekanisme yang serupa dengan mekanisme fotooksidasi pada polipropilen. Dengan memandang gugus karbonil sebagai khromofor, mekanisme fotooksidasi dapat diikhtisarkan sebagai berikut : Pada tahap inisiasi, polimer yang mengandung gugus karbonil (P(CO)) dengan iradiasi UV mengalami eksitasi. Gugus karbonil yang tereksitasi ini (P(CO)) dengan proses Norrish tipe-l membentuk radikal polimer (P.). Kemudian P. mengalami proses propagasi. P. dengan 02 akan membentuk radikal peroksi (P00.). Dengan abstraksi hidrogen dari matriks polimer, P00. membentuk hidroperoksida (POOH) dan P. Salah satu produksi proses propagasi yaitu POOH, berdisosiasi menjadi radikal-radikal alkoksi (P0.) dan hidroksi (.OH). Radikal P0. kemudian mengalami pengguntingan- 03-scission) membentuk senyawa karbonil dan radikal polimer. Radikal polimer yang terbentuk akan mengalami proses propagasi lagi, senyawa karbonil akan terbentuk lebih banyak dan sebagian menjadi fotoinisiator baru. Anggapan khromofor hanyalah gugus karbonil dan mekanisme fotooksidasi yang diikhtisarkan diatas, dipandang sebagai hipotesa dalam menelaah basil eksperimen.