digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2001 TS PP VIVERI 1-BAB1.pdf

File tidak tersedia

2001 TS PP VIVERI 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2001 TS PP VIVERI 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2001 TS PP VIVERI 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2001 TS PP VIVERI 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2001 TS PP VIVERI 1-BAB6.pdf
File tidak tersedia

2001 TS PP VIVERI 1-COVER.pdf
File tidak tersedia

2001 TS PP VIVERI 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

ABSTRAK: Pemerintah Kota Sawahlunto sedang berusaha menumbuhkan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber penghasilan, karena terjadinya suatu celah waktu dalam proses penambangan batubara yang selama ini merupakan sumber penghasilan utamanya. Peningkatan fisik bangunan-bangunan yang signifikan di pusat kota perlu dilakukan untuk menunjang usaha tersebut. Berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Kota Wisata Sawahlunto, lingkungan permukiman bekas Kompleks Pecinan yang berada di kawasan Pasar Remaja merupakan salah satu prioritas peremajaan. Analisis pembiayaan peremajaan tersebut merupakan fokus dari tesis ini. Skala peremajaan ditentukan melalui survey tentang kondisi yang ada (eksisting) dari karakteristik penghuni Berdasarkan basil survey tersebut, Dinas Tata Kota Sawahlunto membuat Rancangan Skematis Pengembangan lingkungan dan unit-unit bangunannya. Rancangan skematis ini menjadi acuan perhitungan penganggaran modal dalam kegiatan peremajaan. Tujuan utama tesis ini adalah untuk mengetahui kesediaan masyarakat dalam menerima rancangan skematis yang ditawarkan serta kesediaan mereka untuk menanggung biaya peremajaan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan Contingent Valuation Method (CVM) yang dimodifikasi. Alasan penggunaan metoda CV, karena metoda ini merupakan salah satu teknik untuk mengukur baik nilai-nilai guna, maupun nilai nonguna dengan menciptakan harga pasaran hipotetic. Harga ini ditentukan melalui wawancara langsung kepada masyarakat mengenai kesediaanya menerima Willingness to Accept (WTA) dan kemauannya untuk membayar Willingness to Pay (WTP) manfaatmanfaat peremajaan yang ditawarkan. Hasil wawancara dengan menggunakan CVM yang dimodifikasi ini menunjukkan bahwa, sebagian besar penghuni bersedia menerima rencana peremajaan yang ditawarkan. Pendapat tersebut berdasarkan dua faktor, sebagai berikut : 1) Adanya manfaat ekonomis dengan bertempat tinggal di kawasan ini, dan 2) Adanya kepentingan mereka (menyangkut nilai historis) untuk mempertahankan keberadaan lahan dan bangunan. Namun kesediaan penghuni untuk menanggung biaya peremajaan ternyata hanya 30,48% dari total invetasi peremajaan yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa rendahnya kemauan penghuni membiayai investasi peremajaan disebabkan sebagian besar penghuni adalah pedagang (37,31%) dan wiraswasta (22,39%). Mereka lebih memilih pengalokasian pendapatan bagi keperluan investasi jangka pendek yang cepat menghasilkan, atau lebih mementingkan kecepatan perputaran modal kerja, dibandingkan dengan menanamkan sebagian besar dananya tiap bulan untuk membiayai peremajaan, yang mereka anggap merupakan investasi aktiva tetap yang hasilnya secara nyata belum tentu bisa mereka nikmati segera. Disamping faktor preferensi investasi tersebut, kemauan membayar penghuni juga ditentukan oleh besarnya investasi atau cash in flow yang mesti dibayar per-bulan, dan preferensi penghuni dalam menilai rancangan skematis. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, pada bagian terakhir tesis ini diberikan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Sawahlunto dalam merumuskan program pembiayaan peremajaan permukiman ini.