Kitosan yang dapat diperoleh dari deasetilasi kitin merupakan biopolimer yang potensial untuk dijadikan bahan dasar membran sel bahan bakar (fuel cell membranes). Keunggulan material ini adalah bersifat hidrofilik, mempunyai ketahanan mekanik yang tinggi serta mudah dimodifikasi secara kimia. Untuk meningkatkan konduktivitas membran kitosan dan menurunkan permeasi terhadap metanol, pada penelitian ini telah dilakukan proses sulfonasi terhadap kitosan dengan pereaksi asam klorosulfonat. Metoda pertama yang digunakan adalah secara konvensional dengan melarutkan pereaksi tersebut dalam diklorometan; sedangkan metoda kedua menggunakan tungku gelombang mikro (microwave oven) dengan melarutkan pereaksi yang sama dalam N,N-dimetilformamida. Membran yang terbentuk ditentukan IEC (Ion Exchange Capacity) dan sifat termal diukur dengan metoda TGA (Thermogravimetry Analysis). Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa membran kitosan sulfat yang dihasilkan dengan metoda konvensional memiliki sifat termal dan kapasitas penukar proton yang lebih tinggi dibandingkan membran yang diperoleh dengan bantuan gelombang mikro. Namun demikian, membran yang dihasilkan dari metoda pertama sangat rapuh. Foto permukaan membran yang diperoleh dengan SEM (Scanning Electron Microscope) menunjukkan adanya retakan pada film tersebut. Sebaliknya, membran kitosan tersulfonasi yang diperoleh dari hasil reaksi dengan bantuan gelombang mikro mempunyai kekuatan mekanik yang baik untuk uji permeasi selanjutnya. Data menunjukkan bahwa membran kitosan sulfat yang disintesis dengan gelombang mikro mempunyai nilai permeasi terhadap metanol yang lebih rendah dibandingkan dengan membran kitosan tanpa sulfonasi
Perpustakaan Digital ITB