Lokasi penelitian dilakukan pada daerah operasi penambangan Moronopo, Halmahera Timur, Maluku Utara. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menentukan ukuran boulder yang ekonomis untuk ditambang. Pada kegiatan produksi penambangan nikel laterit di Moronopo setelah ore diambil dari front, dilakukan sampling pada transito dan kemudian ore tersebut disaring menggunakan grizzly dengan ukuran 20 cm. Adapun ore dengan spesifikasi ukuran > 20 cm akan dianggap sebagai waste (tidak ekonomis), dan ore yang tersaring bernilai ekonomis. Hal ini akan mengurangi tonase dari bijih apabila beberapa boulder yang memiliki fraksi > 20 cm memiliki % berat Ni yang ekonomis. Dari hubungan antara kadar batas pencampur (kadar yang digunakan sebesar 1,10 % Ni) dengan besar tebal lapuk rata-rata seluruh fraksi yang masih menempel pada boulder, dan dimensi dari boulder didapatkan diameter ukuran boulder yang masih ekonomis atau mengandung % berat Ni sebesar kadar batas adalah 20,16 cm. Adapun nilai ini didapatkan setelah menghubungkan antara % Ni perhitungan dengan ukuran fraksi boulder, dengan menggunakan regresi secara eksponensial didapat persamaan:y = 1.3457e-0.01xdengan nilai y merupakan nilai kadar batas pencampur % berat Ni yang diterapkan pada perusahaan, dan x merupakan ukuran diameter boulder yang masih ekonomis.
Besarnya pelapukan yang terjadi pada suatu daerah sangat erat hubungannya dengan faktor-faktor kontrol pembentuk nikel laterit seperti iklim, curah hujan, vegetasi, topografi, batuan induk (batuan asal), struktur, dan waktu pelapukan.
Perpustakaan Digital ITB