digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TS PP NUNUK DWI MARYATI 1-COVER.pdf

File tidak tersedia

2007 TS PP NUNUK DWI MARYATI 1-BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP NUNUK DWI MARYATI 1-BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP NUNUK DWI MARYATI 1-BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP NUNUK DWI MARYATI 1-BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP NUNUK DWI MARYATI 1-BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP NUNUK DWI MARYATI 1-BAB 6.pdf
File tidak tersedia

2007 TS PP NUNUK DWI MARYATI 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Pusat kota merupakan pusat kegiatan ekonomi dan budaya. Permasalahan mulai muncul ketikak salah satu aktivitas mendominasi aktivitas yang lain sehingga menimbulkan penggunaan ruang kota yang tidak mencerminkan karakter spesifik, kekhasan dan keunikan yang menjiwai kota. Perkembangan kawasan pusat Kota Surakarta menjadi kawasan perdagangan kurang mendukung fungsi kawasan sebagai kawasan budaya. Konflik penggunaan ruang antara kegiatan ekonomi dan budaya menurunkan kualitas ruang kawasan budaya Kota Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan konsep pengembangan dan konsep perancangan kawasan budaya sebagai kawasan wisata kota dengan menserasikan aktivitas ekonomi dan budaya. Dalam penelitian ini, wawancara pengunjung dan stakeholders digunakan untuk mengetahui persepsi dan kualitas lingkungan kawasan budaya dan aspirasi terhadap pengembangan kawasan sebagai kawasan wisata. Hasil studi menunjukkan bahwa berdasarkan tujuan kunjungan, pengunjung kawasan studi terbagi tiga kelompok yaitu pengunjung orientasi ekonomi, budaya dan ekonomi budaya. Hasil wawancara dengan stakeholders, pengembangan kawasan harus tetap mempertahankan kawasan keraton sebagai kawasan budaya dan kelangsungan aktivitas ekonomi yang berkembang. Peningkatan kualitas fisik kawasan budaya sebagai kawasan wisata dilakukan dengan menata komponen perancangan kota berdasarkan kriteria: daya tarik, kenyamanan dan aksesibilitas. Konsep penggunaan lahan membagi kawasan budaya dalam 3 (tiga) zona yaitu zona ekonomi, zona budaya dan zona ekonomi-budaya. Untuk kenyamanan pengunjung, dikawasan perlu penambahan vegetasi terutama di sepanjang jalur pedestrian ruang parkir. Konsep sirkulasi yaitu merubah arus sirkulasi kendaraan untuk mengurangi kemacetan, merelokasi PKL dan parkir on street, mengembalikan fungsi jalur pedestrian. Peningkatan daya tarik kawasan dilakukan dengan penataan bangunan sesuai dengan konsep keraton, menata PKL dan Pasar Klewer.