digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2005 TS PP LA ODE AHMAD1-cover.pdf

File tidak tersedia

2005 TS PP LA ODE AHMAD1-bab1.pdf
File tidak tersedia

2005 TS PP LA ODE AHMAD1-bab2.pdf
File tidak tersedia

2005 TS PP LA ODE AHMAD1-bab3.pdf
File tidak tersedia

2005 TS PP LA ODE AHMAD1-bab4.pdf
File tidak tersedia

2005 TS PP LA ODE AHMAD1-bab5.pdf
File tidak tersedia

2005 TS PP LA ODE AHMAD1-pustaka.pdf
File tidak tersedia

Abstrak : Bahan dasar pembuatan membran yang sering digunakan adalah selulosa asetat. Selulosa merupakan salah satu bagian utama pada kayu maupun non kayu. Saat ini, penggunaan kayu sebagai bahan dasar mulai dibatasi. Oleh karena itu, perlu dicari sumber selulosa lain yang jumlahnya melimpah dan harganya murah. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari alternatif bahan baku membran dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia. Merang merupakan salah satu sumber selulosa dari bahan non kayu yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan selulosa asetat (SA). Dalam penelitian ini, selulosa diasetilasi dengan anhidrat asetat dan katalis asam sulfat selama 20 jam pada 40 derajat dan dihidrolisis dengan asam asetat 67% selama 20 jam. SA yang dihasilkan mempunyai kadar asetil 38,41%. Analisa FTIR menunjukkan puncak khas gugus asetil pada daerah 1236 cm-1 dan SA yang dihasilkan mempunyai massa molekul relatif 2,74 x 104. Hasil analisa TG/DTA, suhu transisi gelas SA merang dan komersial 194,5 C. Hasil analisa XRD menunjukkan bahwa derajat kristalinitas selulosa merang, SA merang, dan SA komersial berturut-turut adalah 41,4%; 15,1%; dan 13,6%. Membran SA dibuat dengan cara inversi fasa dengan komposisi: 14% (b/b) SA, 81% (b/b) aseton, dan 5% (b/b) formamida. Permeabilitas air pada tekanan 2 atm menghasilkan nilai fluks 7,44 +/- 0,17 L/m2 jam untuk membran SA merang dan fluks 3,57 +/- 0,18 L/m2 jam untuk membran SA komersial. MWCO yang diperoleh 5,13 x 104 untuk membran SA merang dan 2,24 x 104 untuk membran SA komersial. Modulus elastisitas membran SA merang 9,03 x 10 N/m2 dan membran komersial 1,23 x 108 N/m2. Ketahanan retak membran SA merang 1,2 x 104 N/m2 dan membran SA komersial 4,2 x 104 N/m2. Hasil analisa SEM pada permukaan membran menunjukkan bahwa membran SA komersial mempunyai pori yang lebih kecil sehingga tidak dapat melewatkan permeat saat diaplikasikan untuk penjernihan air keruh. Sebaliknya, membran yang dibuat dari merang memberikan koefisien rejeksi lebih tinggi dari 96% dan fluks 3,57 +/- 0,18 L/m2 jam