digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2006 TS PP HERISWANDI 1- COVER.pdf

File tidak tersedia

2006 TS PP HERISWANDI 1- BAB 1.pdf
File tidak tersedia

2006 TS PP HERISWANDI 1- BAB 2.pdf
File tidak tersedia

2006 TS PP HERISWANDI 1- BAB 3.pdf
File tidak tersedia

2006 TS PP HERISWANDI 1- BAB 4.pdf
File tidak tersedia

2006 TS PP HERISWANDI 1- BAB 5.pdf
File tidak tersedia

2006 TS PP HERISWANDI 1- PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

Abstrak: Senyawa TNTA (1,3,5-triazido-2,4,6-trinitrobenzena) merupakan senyawa yang sangat eksplosif. Senyawa benzofuroksan telah digunakan sebagai model dalam mempelajari mekanisme reaksi pirolisis TNTA. Benzofuroksan merupakan senyawa hasil pirolisis 2-nitrofenil azida yang telah diteliti oleh Rauhut (1999). Penelitian ini menggunakan metode perhitungan MP2/6-3 1 G(d)//HF/6-31 G(d) dan B3LYP/6-31G(d) dalam meramalkan tiga jenis jalur reaksi yang diajukan. Juga untuk menghitung energetika spesi-spesi yang terlibat dalam reaksi, yang akan digunakan untuk membuat diagram potensial energi permukaan. Dari ketiga jalur yang diajukan pada pembukaan cincin benzena, jalur-1 mempunyai energi pengaktifan paling rendah diantara ketiga jalur. Energi pengaktifan jalur-1 adalah 28,7021 kkal/mol dengan menggunakan metode MP2/6-31G(d)//HF/6-31G(d) dan 13,9318 kkal/mol dengan metode B3LYP/6-31G(d). Tetapan laju (k) adalah kl(pangkat)-2 = 4,828 x 10 dan k1(pangkat)-2 = 7,048 x 102 pada kedua metode tersebut. Jika dibandingkan dengan jalur-2 yang memiliki energi pengaktifan 67,0805 kkal/mol untuk metode pertama dan 29,2975 kkal/mol untuk metode kedua. Sedangkan jalur-3 memiliki energi pengaktifan 85,2554 kkal/mol dan 55,0451 kkal/mol dengan kedua metode tersebut. Tetapan laju pada jalur-2 masing-masing adalah k1(pangkat)-4 = 9,067 x 10-9 dan kl(pangkat)-2 = 2,103 x 10(pangkat)-8 sedangkan jalur-3 memiliki harga tetapan laju sebesar 4,137 x 10 (pangkat)-48 dan 1,055 x 10 (pangkat) -12.