Abstrak:
Pengendalian muka air di Retarding Pond Wiyung sebagai penampung banjir sementara dibatasi oleh elevasi tanggul + 7,0 atau elevasi muka air tinggi (HWL) + 6,5 dan air rendah (LWL) + 4,7. Dengan kondisi 2 muka air tersebut Retarding Pond Wiyung mempunyai kapasitas 410.000 m3. Elevasi muka air sungai sebagai pembuang akhir debit + 7,9, sehingga pengeluaran debit dari Retarding Pond Wiyung dilakukan dengan pompa. Kapasitas pompa terpasang adalah 4 unit 2,5 m3/det atau 10 m3/det.
Simulasi debit masuk (inflow) berupa hidrograf banjir rencana berbagai periode ulang (1 th - 20 th), dan debit keluar dari pompa (outflow) dengan berbagai jumlah unit (4 - 6), kapasitas (2,5 - 9 m3/det). Dengan metode penelusuran banjir (routing) dalam waduk, didapat basil, bahwa kapasitas terpasang pompa (4 unit, 2,5 m3/det) hanya mampu mengendalikan muka air dalam waduk (LWL < h,waduk< HWL) untuk debit banjir masuk periode ulang l tahun (Qp = 31,03 m3/det, Tp = 1,5 jam). Untuk debit banjir rencana dengan periode ulang diatas 1 tahun (2 th - 20 th): hasil simulasi pengendalian muka air di dalam Retarding Pond Wiyung memerlukan jumlah pompa dan kapasitas jauh lebih besar dari yang terpasang (6 unit, kapasitas 4,0 - 9,0 m3ldet), dengan jam operasi pompa berkisar 17,5 - 21 jam.
Berdasarkan informasi laporan desain (1988) Retarding Pond Wiyung direncanakan untuk debit banjir 40 m3/det, yang dapat dikeringkan dengan 4 unit pompa 2,5 m3ldet. Hasil simulasi menunjukkan saat ini (2002), Retarding Pond Wiyung dengan kapasitas pompa terpasang hanya mampu mengeringkan debit banjir rencana 31,03 m3/det. Dengan demikian Retarding Pond Wiyung mengalami penurunan pelayanannya sebesar 25 % ((40 - 31,03)/40 100% = 22 % - 25 %) selama 20 tahun (1988 - 2002).
Perpustakaan Digital ITB