digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Aktivitas manusia dalam mengubah komunitas alami menjadi komunitas lain ataupun pemberian subsidi energi yang berupa pupuk dan insektisida di suatu daerah pertanian dapat mengakibatkan perubahan populasi hewan setempat dalam hal ini fauna tanahnya. Dalam penelitian ini telah dilakukan evaluasi dengan cara penangkapan, ekstraksi dan perhitungan fauna permukaan tanah dan fauna tanah di daerah pertanian sayuran kubis (Brassica oleracea L.) Lem-bang. Sebagai pembanding, pada waktu yang sama dilakukan pula penangkapan fauna permukaan tanah di hutan tanaman Pinus merkusii dan hutan alami Gunung Tangkuban Perahu, yang letaknya berdekatan. Penangkapan fauna permukaan tanah dilakukan dengan memasang perangkap menurut metoda Barber dan ekstraksi hewan tanah dengan memakai alat Berlese Tullgren. Dari hasil penangkapan yang dimulai pada bulan Nopember 1977 sampai dengan Nopember 1978 tampak adanya perbedaan fluktuasi maupun jumlah populasi hewan tanahnya. Umumnya kelompok fauna permukaan tanah di perkebunan kubis mempunyai jumlah populasi yang lebih tinggi daripada di kedua biotop lainnya. Udang tanah Crustaceae, yaitu Isopoda dan Amphipoda, Blattidae, Polydesmidae dan serangga bersayap lurus Orthoptera dari famili Stenopelmatidae rupanya merupakan fauna karakteristik untuk hutan alami Gunung Tangkuban Perahu, sedang Dermaptera, Homoptera, Gryllus spp., Gryllotalpa africana, Lithobiidae, kumbang Elateridae dan Orthoptera dari famili Acrididae merupakan fauna karakteristik untuk kebun kubis. Scolopendridae merupakan fauna tanah karakteristik untuk hutan tanamman pinus. Penggunaan pupuk kandang dapat menaikkan jumlah individu fauna tanahnya. Percobaan dengan perlakuan insektisida yang dilakukan se-lama tiga kali penanaman kubis sebaliknya dapat menurunkan populasi fauna tanah. Dilakukan pula penelitian tentang pengaruh insektisida terhadap perkembang biakan protozoa Colpoda cucullus sebagai contoh dari hewan tanah yang dapat dikembang biakkan di laboratorium. Percobaan yang terakhir ini dimaksudkan sebagai kontrol perlakuan insektisida terhadap hewan tanah di dalam kondisi terkendali. Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan respons hewan pada tiap perlakuan insektisida yang berbeda macam maupun konsentrasinya. Ada dugaan bahwa pada dosis sub letal kemungkinan dapat merangsang perkembang biakan sehingga populasi dapat mencapai keadaan seperti tanpa adanya perlakuan.