digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Irfan Naufal
PUBLIC Irwan Sofiyan

Energi baru terbarukan sudah menjadi topik yang hangat dibicarakan dalam beberapa tahun terakhir di berbagai negara. Indonesia telah berkomitmen dalam COP26 di Glasgow, Skotlandia mencapai Net Zero Emission di 2060 dengan menargetkan bauran energi baru terbarukan mencapai 23% pada 2025. Banyaknya perairan sempit seperti selat di Indonesia menyebabkan kecepatan arus pasang surut berpotensi menghasilkan energi listrik yang cukup besar untuk pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL). Namun, salah satu masalah terbesar dari EBT adalah masalah intermitensi. Intermitensi menggambarkan produksi listrik yang bergantung kepada kondisi lingkungan. Energi dari pasang surut sangat bergantung dengan kondisi benda-benda langit. Ada saatnya pasang dan ada saatnya surut. Di sisi lain, kebutuhan energi listrik di suatu wilayah juga beragam dan tidak konstan. Tugas Akhir ini berfokus pada analisis mengenai energi yang dapat disimpan dan potensi implementasi penyimpanan energi dari arus pasang surut di Selat Larantuka, Nusa Tenggara Timur untuk dapat diterapkan sehingga energi yang dihasilkan dari PLTAL dapat dimanfaatkan lebih optimal. Data ekstraksi daya Turbin A2 dan A3 single-array digunakan dan kapasitas generatornya divariasikan dengan nilai 0,5MW, 0,7MW, dan 1,0MW per turbin. Pada pekerjaan ini dilakukan perhitungan dan analisis 6 pasang variasi konfigurasi turbin dan kapasitas generator terhadap beban daya rata-rata pada Kecamatan Larantuka dan Pulau Adonara tahun 2022, 2035, dan 2050. Selain itu, ditetapkan beberapa kapasitas maksimum penyimpanan energi yang optimal untuk dapat menggantikan atau mengurangi penggunaan PLTD eksisting dengan daya listrik dari PLTAL. Hasilnya, digunakan penyimpanan energi dengan tipe baterai lithium-ion dengan mempertimbangkan energy density dan efisiensi. Kemudian pada Kecamatan Larantuka diterapkan konfigurasi Turbin A3 1,0MW dengan kapasitas penyimpanan baterai sebesar 81,56 MWh pada 2022, 145,67 MWh pada 2035, dan 299,67 MWh pada 2050. Sedangkan pada Pulau Adonara diterapkan konfigurasi Turbin A3 0,7MW dengan kapasitas penyimpanan baterai sebesar 46,11 MWh pada 2022, 88,78 MWh pada 2035, dan 259,11 MWh pada 2050. Adapun pada penerapan energi dari turbin single-array dan penyimpanan energi pada Kecamatan Larantuka dan Pulau Adonara sekaligus hanya optimal pada tahun 2022. Diperlukan konfigurasi turbin multi-array untuk dapat diterapkan di kemudian hari.