digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Raka Fauzan
PUBLIC Yati Rochayati

COVER Muhammad Raka Fauzan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Muhammad Raka Fauzan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Raka Fauzan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Raka Fauzan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Raka Fauzan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Raka Fauzan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Raka Fauzan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan

Sifat elastis pada batuan reservoir hidrokarbon memiliki karakteristik yang berbeda dengan sifat elastis benda umumnya akibat kehadiran fluida dalam pori batuan. Meskipun studi telah banyak dilakukan, pengaruh saturasi fluida terhadap sifat elastis belum banyak dipahami bila memperhitungan pengaruh dari distribusi spasial fluida. Dalam penelitian ini, dianalisis pengaruh dari saturasi fluida dan distribusi spasial fluida terhadap sifat elastis batuan. Pendekatan numerik dengan metode digital rock physics (DRP) dilakukan untuk memahami sifat elastis batuan yang sulit dijelaskan secara analitik. Perhitungan sifat elastis dilakukan pada citra sampel batuan Berea dan Fontainebleau 3D dengan enam variasi dimensi. Model pengisian air sederhana (SWF) dan model pengisian air acak (patchy) diterapkan pada citra batuan digital, kemudian sifat elastis dihitung menggunakan metode elemen hingga (FEM). Dari hasil yang didapatkan, diperoleh kesesuaian yang baik antara hasil perhitungan dengan referensi di mana ditunjukan terjadi kenaikan nilai modulus bulk dan kecepatan gelombang P seiring bertambahnya saturasi dan hasil modulus geser dan kecepatan gelombang S yang tidak bergantung dengan nilai saturasi. Perbedaan hasil dari kedua model saturasi menunjukan adanya pengaruh dari distribusi spasial fluida terhadap kecepatan gelombang elastis. Model saturasi patchy menunjukan kesesuaian antara pemodelan dan proses drainase yang digambarkan dengan peningkatan nilai kecepatan gelombang P yang perlahan. Di lain sisi, model saturasi SWF memberikan hasil yang mirip dengan pengukuran eksperimen pada imbibisi. Walau begitu, model tersebut belum akurat dalam menggambarkan proses fisis yang terjadi saat peningkatan saturasi. Hal ini dapat diakibatkan bentuk struktur sampel yang tidak homogen, konektivitas pori, dan fenomena fisis water film (WF).