COVER Ignatius Dozy Mahatmanto Budi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Ignatius Dozy Mahatmanto Budi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ignatius Dozy Mahatmanto Budi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ignatius Dozy Mahatmanto Budi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ignatius Dozy Mahatmanto Budi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ignatius Dozy Mahatmanto Budi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ignatius Dozy Mahatmanto Budi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Titanium dioksida (TiO2) merupakan material yang paling banyak diteliti sebagai
fotokatalis karena stabilitasnya yang tinggi, biaya rendah, dan kemampuan fotokatalitik
yang baik. Namun, keterbatasan pada cahaya tampak dan energi celah pita tinggi (~ 3,2
eV) membuat strategi modifikasi harus digunakan untuk meningkatkan aktivitas
fotokatalitik. Penelitian ini mengkaji pengaruh suhu kalsinasi dan doping tembaga
TiO2/ZSM-5 terhadap reduksi CO2 fotokatalitik menjadi metanol.
Pendekatan sintesis katalis terdiri dari empat tahap kunci: (a) sintesis impregnasi basah
dari ZSM-5 yang diresapi titanium, (b) ZSM-5 yang diimpregnasi titanium dengan
kalsinasi udara yang divariasikan dari 400 – 800 oC untuk menghasilkan TiO2/ZSM- 5,
(c) sintesis impregnasi basah TiO2/ZSM-5 yang diimpregnasi Cu, (d) kalsinasi udara
untuk menghasilkan CuO/TiO2/ZSM-5 atau reduksi Cu menggunakan NaBH4 dan
dilanjutkan dengan kalsinasi udara untuk menghasilkan Cu/TiO2/ZSM -5. Temperatur
kalsinasi divariasikan dari 400 – 800 oC.
Metode ini menghasilkan partikel TiO2/ZSM-5 dengan pembebanan Ti yang tinggi
(~19 %-B), yang dikonfirmasi dari analisis XRF. Berdasarkan spektrum XRD, ditemukan
adanya rutil (~44 wt. %) pada suhu 800 oC, yang menunjukkan bahwa transisi anatase ke
rutil terjadi pada suhu di atas 600 oC. Namun, analisis UV-vis mengungkapkan bahwa
nilai celah pita meningkat karena pengaruh nanomaterial Ti. Analisis tekstur yang
dilakukan menggunakan isoterm adsorpsi/desorpsi N2 menyoroti isoterm tipe IV dengan
luas permukaan yang tinggi (~305 m2/g). Semua sampel ZSM-5 yang diintroduksi TiO2
menunjukkan hasil metanol 3 kali lipat lebih tinggi (~0,3 mmol/g.cat).
Setelah Cu dimasukkan ke TiO2/ZSM-5, rendemen metanol meningkat secara signifikan
menjadi 0,55 mmol/g.cat, yang dicapai oleh CuO/TiO2/ZSM-5. Hasil ini menunjukkan
bahwa mendepositkan tembaga ke katalis meningkatkan penyerapan cahaya tampak,
yang dibuktikan oleh spektrum UV-vis DRS. Selain itu, keberadaan tembaga dapat
dikonfirmasi melalui pemetaan SEM-EDX dan XRF, menunjukkan konsentrasi Cu 2%
dengan dispersi homogen di permukaan, meskipun tidak dapat ditentukan dari XRD.
Perpustakaan Digital ITB