digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP JHON MICHAEL H. S. 1-BAB1.pdf

File tidak tersedia

2007 TA PP JHON MICHAEL H. S. 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP JHON MICHAEL H. S. 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP JHON MICHAEL H. S. 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP JHON MICHAEL H. S. 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP JHON MICHAEL H. S. 1-BAB6.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP JHON MICHAEL H. S. 1-BAB7.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP JHON MICHAEL H. S. 1-COVER.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP JHON MICHAEL H. S. 1-PUSTAKAa.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP JHON MICHAEL H. S. 1-PUSTAKAb.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP JHON MICHAEL H. S. 1-PUSTAKAc.pdf
File tidak tersedia

ABSTRAK: Kota Pontianak merupakan ibukota dari Propinsi Kalimantan Barat. Beberapa tahun terakhir kota ini mengalami pertumbuhan yang cukup cepat. Dengan lokasi yang cocok untuk perdagangan dan kegiatan industri, pontianak disinyalir akan berkembang bahkan lebih cepat lagi. Pertumbuhan kota Pontianak juga akan diikuti oleh pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ini ternyata belum diimbangi dengan usaha untuk menjaga kualitas lingkungan yang dalam hal ini adalah sarana pengolahan limbah domestik secara terpadu. Pembuangan limbah domestik yang dilakukan di kota Pontianak hingga saat ini adalah menggunakan septic tank dan sebagian masyarakat langsung membuang limbah domestiknya ke batang sungai yang bermuara ke sungai Kapuas. Hal ini apabila berlangsung terus menerus dapat mengakibatkan pencemaran yang berat pada sungai Kapuas yang juga menjadi sumber air untuk kegiatan masyarakat. Dengan kondisi ini maka pembangunan sebuah instalasi pengolahal air limbah (IPAL) domestik dipandang sudah sangat penting. IPAL yang direncanakan menggunakan pengolahan biologis karena limbah domestik kaya akan bahan organik biodegradable. Alternatif pengolahan biologis yang dipilih berdasarkan beban pengolahan, efisiensi pengolahan, aspek teknis, aspek lingkungan, adalah Completely Mix Activated Sludge, Kontak Stabilisasi, dan Aerated Lagoon. Selanjutnya, berdasarkan aspek ekonomi yaitu biaya investasi, operasi, dan pemeliharaan selama masa perencanaan, maka diperoleh alternatif terpilih yaitu sistem pengolahan Kontak Stabilisasi.