digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nadya Fitriani Pitaloka
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Nadya Fitriani Pitaloka
PUBLIC Latifa Noor

COVER Nadya Fitriani Pitaloka
EMBARGO  2025-03-06 

BAB1 Nadya Fitriani Pitaloka
EMBARGO  2025-03-06 

BAB2 Nadya Fitriani Pitaloka
EMBARGO  2025-03-06 

BAB3 Nadya Fitriani Pitaloka
EMBARGO  2025-03-06 

BAB4 Nadya Fitriani Pitaloka
EMBARGO  2025-03-06 

BAB5 Nadya Fitriani Pitaloka
EMBARGO  2025-03-06 

Ion Cr(VI) merupakan spesi kromium yang dilepaskan ke lingkungan perairan dari industri electroplating, tekstil, baja, penyamakan kulit, dan pengawetan kayu. Ion Cr(VI) bersifat karsinogenik dan memiliki batas aman di perairan sebesar 0,05 mg/L. Adsorpsi merupakan metode yang paling mudah dilakukan, efektif dan ekonomis untuk mengeliminasi ion Cr(VI). Adsorben MOR-1-HA merupakan material komposit MOF (Material Organic Framework) yang memiliki kapasitas adsorpsi tinggi, waktu setimbang yang cepat, dan memiliki luas permukaan yang tinggi. Sintesis MOR-1-HA metode refluks memiliki kelebihan dari sisi waktu sintesis, ekonomis, dan ramah lingkungan dibanding metode solvotermal yang biasa dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menyintesis MOR-1-HA dengan metode refluks dan membandingkannya dengan metode solvotermal kemudian mengkarakterisasi serta mengevaluasi kinerja adsorpsi MOR-1-HA terhadap ion Cr(VI). Sintesis MOR-1-HA dilakukan dengan metode solvotermal dan refluks. Kemudian dikarakterisasi dengan FTIR, PXRD, nitrogen physisorption, dan SEM EDS. Setelah itu, dilakukan adsorpsi ion Cr(VI) dengan variasi pH, waktu kontak, dan konsentrasi awal Cr(VI) menggunakan metode batch dan dianalisis Spektrometri UV-Vis dan AAS. Dari hasil PXRD dan FTIR, MOR-1-HA memiliki pola khas struktur kristal yang sama dengan UiO-66, dan memiliki puncak khas pada bilangan gelombang 1257 dan 1340 cm-1. Berdasarkan hasil nitrogen physisorption dan SEM-EDS, dapat disimpulkan bahwa sintesis MOR-1-HA dengan metode refluks menghasilkan luas permukaan yang lebih rendah dan ukuran partikel yang lebih kecil dari solvotermal. Waktu kontak optimum adsorpsi ion Cr(VI) oleh MOR-1-HA refluks adalah 1 menit, sedangkan solvotermal pada 9 menit. pH optimum untuk MOR-1-HA refluks dan solvotermal adalah 8, dan konsentrasi awal 20 ppm. Isoterm adsorpsi Cr(VI) oleh MOR- 1-HA dari metode refluks dan solvotermal mengikuti model Langmuir. Kinetika adsorpsi Cr(VI) oleh MOR-1-HA dari kedua mengikuti model pseudo orde 2. Metode solvotermal menghasilkan MOR-1-HA dengan kinerja adsorpsi ion Cr(VI) yang lebih baik daripada metode refluks. Namun, metode refluks memiliki kelebihan di sisi waktu sintesis yang jauh lebih cepat, ekonomis, dan ramah lingkungan karena pelarut yang digunakan adalah air.