Pekerjaan pemboran eksplorasi batubara merupakan aktivitas akhir dari suatu kegiatan
eksplorasi yang bertujuan untuk melakukan verifikasi secara langsung terhadap geometri dan kualitas suatu endapan batubara. Secara biaya, komponen pemboran eksplorasi tentu saja merupakan komponen yang membutuhkan biaya paling besar diantara kegiatan eksplorasi yang lain. Untuk itu pekerjaan optimasi jarak pemboran merupakan pekerjaan penting yang dapat menekan biaya eksplorasi. Metode geostatistik sudah dikenal menghasilkan estimasi yang tidak bias dan dapat mengukur besaran kesalahan (error) berdasarkan tingkat keyakinan tertentu terhadap hasil estimasi untuk setiap blok. Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk
mengukur kesalahan relatif hasil estimasi adalah varians kriging. Jadi kesalahan relatif
merupakan fungsi dari varians kriging dan nilai estimasi untuk setiap blok (hubungan volum- varians). Sedangkan varians kriging sendiri merupakan fungsi dari model variogram dan jarak atau spasi bor. Semakin rapat spasi bor maka kesalahan relatif Juga akan semakin kecil. Tulisan ini menguji beberapa skenario spasi bor untuk endapan batubara di Formasi Warukin Kalimantan Selatan mulai dari spasi yang renggang sampai rapat yaitu 500 x 500 m, 400 x 400 m, 300 x 300m, 200 x 200 m, dan 100 x 100 m. Adapun variabel geometri dan kualitas batubara yang digunakan adalah ketebalan seam, kadar abu, dan sulfur total. Ketebalan seam memberikan kesalahan relatif yang paling kecil, disusul oleh kandungan abu, dan yang paling besar kesalahan relatifnya adalah sulfur total. Jadi besaran kesalahan relatif juga dipengaruhi oleh variabilitas nilai data dari variabel yang diestimasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola spasi 200 x 200 m merupakan spasi bor yang optimum, dimana perubahan ke spasi yang lebih rapat sudah menunjukkan penurunan kesalahan relatif yang lebih kecil dan terdapat penambahan jumlah titik bor yang tidak banyak.
Perpustakaan Digital ITB