digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Rafialdy Janitra
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Alun-alun merupakan salah satu tipologi ruang publik di Indonesia yang memiliki filosofi dan makna ruang yang kaya. Namun seringkali ditemui kondisi alun-alun saat ini tidak merepresentasikan nilai kulturalnya dengan baik. Nilai kultural sendiri didefinisikan sebagai pedoman atau prinsip umum yang berlaku di masyarakat untuk kehidupan sehari-hari, dapat terepresentasikan melalui kegiatan, simbol, dan fungsi ruang. Komponen nilai kultural setidaknya terdiri dari kegiatan, simbol, relasi sosial, interaksi dengan alam, dan tatanan/struktur sosial. Dalam konteks perancangan kota, nilai kultural memiliki pengaruh dalam aspek sosial, fungsional, dan simbolis. Berkaitan dengan kondisi alun-alun saat ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki rencana untuk merevitalisasi alun-alun skala kabupaten/kota. Namun belum terdapat rumusan nilai kultural khas Jawa Barat sebagai dasar perancangan alun-alun. Perlu dirumuskan panduan supaya perancangan alun-alun yang akan dilakukan merepresentasikan kekhasan nilai kultural Jawa Barat. Oleh karenanya, penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi nilai kultural alun-alun di Jawa Barat untuk memperkuat karakter dan identitas alun-alun sebagai ruang publik. Ruang lingkup penelitian ini meliputi Provinsi Jawa Barat, namun diambil enam alun-alun skala kabupaten kota sebagai sampel yaitu: Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bogor, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Ciamis. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan eksploratif melalui metode kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer yang bersumber dari buku, catatan sejarah, rencana, penelitian terdahulu, dan literatur pendukung lainnya, serta data sekunder melalui wawancara dan observasi. Data tersebut selanjutnya dianalisis melalui analisis isi kualitatif untuk mengidentifikasi komponen nilai kultural alun-alun di Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan komponen nilai kultural alun-alun secara makro tidak banyak berbeda dengan alun-alun di daerah lain. Kekhasan Jawa Barat ditunjukkan pada tingkatan rinci, seperti elemen pelengkap berupa babancong dan pola makro pembagian ruang yang berbasis gunung dan sungai, yang tidak ditemukan di tempat lain. Persoalan perwujudan nilai kultural dalam perancangan alun-alun di Jawa Barat bervariasi pada masing-masing tempat. Persoalan yang paling sering ditemui diantaranya adalah terbatasnya orientasi natural dari ruang alun-alun dan pola ruang sekitar alun-alun saat ini tidak lagi komplit. Berdasarkan hal tersebut, komponen yang perlu diatur dalam perancangan alun-alun di Jawa Barat berbasis nilai kultural meliputi: aktivitas, vegetasi, sirkulasi, ornamen pelengkap, fasilitas pendukung, pola ruang sekitar alun-alun, tata massa bangunan, dan perlindungan pandangan.