digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Zaki Muhammad
PUBLIC Open In Flipbook Resti Andriani

Selama kegiatan operasi penambangan berlangsung, akan terbentuk pit-pit berbentuk cekungan sehingga air masuk ke dalam cekungan pit dan menyebabkan front penambangan berlumpur. Pembangunan sarana penyaliran baik dalam bentuk paritan, sump dan sistem pemompaan akan membantu mengeluarkan air dari dalam pit. Pembuatan kolam pengendap juga diperlukan sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan tambang untuk menjaga baku mutu air tersebut. Diawali dengan analisis data hujan dari data hujan Stasiun Penakar 2 periode 2013- 2021 menggunakan distribusi Log Pearson III, didapat curah hujan sebesar 118,66 mm dengan intensitas hujan pada periode ulang 10 tahun didapat sebesar 25,91 mm/jam. Dari data topografi dan rencana kemajuan tambang yang didapat, dibuatlah area-area catchment. Pada Timbunan Semeru PT XYZ, total luasan catchment kisaran 3,3 km² dibagi menjadi 54 sub catchment yang memiliki nilai bervariasi. Saluran terbuka dibagi menjadi 4 (empat) kategori yang dibagi menjadi 3 (tiga) kategori untuk saluran utama dengan dimensi lebar x tinggi sebesar 2,77 x 1,2 m; 4 x 1 m; 5 x 1,5 dan 1 (satu) kategori untuk saluran utama pada bench (ditch) dengan dimensi lebar x tinggi sebesar 2,77 x 1,2 m. Dibuat drop structure untuk lereng pit yang curam sebanyak 3 (tiga) buah untuk periode 2020-2021, 2 (dua) buah untuk periode 2022-2023, dan 3 (tiga) buah untuk periode 2024-2026. Penirisan air tambang (pada periode 2020-2021) akan dipompakan menggunakan Multiflo 290 sebanyak 1 (satu) buah dengan opsi sumuran kering dalam 4 (empat) hari. Dibuat 4 (empat) kolam retensi dan 6 (enam) kolam pengendap untuk periode 2020-2023 dan sebanyak 4 (empat) kolam retensi dan 5 (lima) kolam pengendap untuk periode 2023-2030 dengan dimensi kolam retensi yang bervariasi dan dimensi kolam pengendap yang sama untuk setiap kolamnya.