digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ilham Nishfu Arobi
PUBLIC Alice Diniarti

Pengembangan bahan komposit serat alam makin intensif dilakukan karena selain potensi aplikasi untuk menghasilkan struktur ringan, sifatnya yang lebih ramah lingkungan adalah dasar utama dikembangkannya komposit serat alam dari berbagai bahan termasuk di antaranya bambu yang banyak terdapat di Indonesia. Guna menyesuaikan dengan potensi aplikasinya, perlu dipahami karakteristik komposit bambu termasuk dalam hal ini mekanisme kerusakan yang dapat terjadi. Sebagai bahan komposit, salah satu modus kerusakan yang perlu dipahami pada bambu adalah terjadinya retak melintang yaitu modus kerusakan retak yang muncul dan merambat pada bagian matriks. Pada studi ini dilakukan analisis untuk mengetahui fenomena inisiasi dan perambatan retak melintang yang terjadi pada struktur komposit bambu. Studi dilakukan pada spesimen semi-circular arc bend (SCAB) dan dikenai pembebanan lentur tiga titik. Untuk mengetahui pengaruh retak awal, digunakan spesimen yang diberi retak awal 2 mm. Studi numerik dilakukan untuk mempelajari penggunaan elemen kohesif dalam memodelkan retak. Studi eksperimental juga dilakukan untuk validasi dari pemodelan numerik. Hasil simulasi numerik memperlihatkan keserupaan dengan eksperimen pada fenomena inisiasi dan perambatan retak melintang di tengah yang pertama muncul. Sedangkan terkait fenomena terjadinya retak berikutnya di sisi samping yang diperlihatkan hasil eksperimen, belum dapat dimodelkan pada simulasi numerik pada studi ini. Grafik load-displacement hasil simulasi numerik tidak memperlihatkan load drop yang jelas ketika retak pertama kali terinisiasi. Sedangkan pada eksperimen terjadi beberapa kali load drop akibat inisiasi retak di bagian tengah dan samping. Hasil ini menunjukkan perlu dilakukan lebih banyak studi eksperimental untuk menghasilkan karakteristik material bambu yang dapat dipakai untuk pemodelan elemen kohesif yang lebih baik.