digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebelum transplantasi ginjal dilakukan, resipien calon penerima ginjal dan juga calon pendonor harus bersifat cocok, yang berarti ginjal donor dapat bekerja pada tubuh resipien. Faktanya, sangat sering ketidakcocokan ini terjadi. Jika tidak cocok, pasangan donorresipien yang pada awalnya seharusnya melakukan transplantasi akan dimasukkan ke program pertukaran ginjal, dimana pasangan donor-resipien akan dicocokkan dengan pasangan lain sehingga dapat dilakukan pendonoran silang. Untuk mempermudah, dibuatlah algoritma-algoritma untuk mencarikan pemetaan kecocokannya, yaitu algoritma pencarian pemetaan kecocokan. Algoritma yang ada terbatas pada pencocokan dua arah, menutup kemungkinan jika pencocokan tiga arah atau lebih dapat dilakukan. Oleh karena itu, diimplementasikanlah algoritma pencarian pemetaan kecocokan bersifat N arah yang dapat menerima jumlah arah berapapun dengan batasan kekuatan operasional rumah sakit. Dengan memodifikasi algoritma pencarian pemetaan kecocokan yang sudah ada, dapat dibentuk algoritma-algoritma baru yang mampu menangani pencarian pemetaan kecocokan secara N arah. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan tiga ribu pasangan donor-resipien yang tidak cocok, didapatkan bahwa algoritma-algoritma N arah yang diimplementasikan berhasil memperoleh efisiensi pencocokan (matching efficiency) yang lebih tinggi dibandingkan saat menggunakan algoritma dua arah. Peningkatan efisiensi pencocokan yang didapatkan secara rata-rata mencapai 7.75% dibandingkan saat menggunakan algoritma yang sudah ada secara umum (Edmond’s Algorithm).