Sebelum transplantasi ginjal dilakukan, resipien calon penerima ginjal dan juga calon
pendonor harus bersifat cocok, yang berarti ginjal donor dapat bekerja pada tubuh resipien.
Faktanya, sangat sering ketidakcocokan ini terjadi. Jika tidak cocok, pasangan donorresipien yang pada awalnya seharusnya melakukan transplantasi akan dimasukkan ke
program pertukaran ginjal, dimana pasangan donor-resipien akan dicocokkan dengan
pasangan lain sehingga dapat dilakukan pendonoran silang. Untuk mempermudah,
dibuatlah algoritma-algoritma untuk mencarikan pemetaan kecocokannya, yaitu algoritma
pencarian pemetaan kecocokan. Algoritma yang ada terbatas pada pencocokan dua arah,
menutup kemungkinan jika pencocokan tiga arah atau lebih dapat dilakukan.
Oleh karena itu, diimplementasikanlah algoritma pencarian pemetaan kecocokan bersifat
N arah yang dapat menerima jumlah arah berapapun dengan batasan kekuatan operasional
rumah sakit. Dengan memodifikasi algoritma pencarian pemetaan kecocokan yang sudah
ada, dapat dibentuk algoritma-algoritma baru yang mampu menangani pencarian pemetaan
kecocokan secara N arah.
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan tiga ribu pasangan donor-resipien yang tidak
cocok, didapatkan bahwa algoritma-algoritma N arah yang diimplementasikan berhasil
memperoleh efisiensi pencocokan (matching efficiency) yang lebih tinggi dibandingkan
saat menggunakan algoritma dua arah. Peningkatan efisiensi pencocokan yang didapatkan
secara rata-rata mencapai 7.75% dibandingkan saat menggunakan algoritma yang sudah
ada secara umum (Edmond’s Algorithm).
Perpustakaan Digital ITB