Perpustakaan Digital ITB

Seiring bertambahnya kompleksitas aplikasi, pengembangan aplikasi dengan struktur monolith menjadi semakin sulit akibat berbagai overhead yang membesar secara linear terhadap ukuran aplikasi. Untuk itu, saat ini banyak aplikasi yang dikembangkan dengan prinsip membagi aplikasi menjadi bagian-bagian kecil yang mempunyai fungsi-fungsi spesifik, konsep tersebut dikenal dengan istilah microservices. Walaupun aplikasi microservices mampu beradaptasi lebih baik dengan proses bisnis yang terus berkembang, mengoperasikan aplikasi microservices relatif lebih sulit karena aplikasi terdiri dari banyak bagian-bagian kecil. Salah satu tantangan dalam operasi microservices adalah melakukan autoscaling secara efektif. Hal ini disebabkan autoscaling harus dilakukan pada bagian aplikasi yang tepat. Apabila autoscaling dilakukan pada bagian aplikasi yang tidak relevan, maka kinerja aplikasi mungkin tidak optimal dan penggunaan sumber daya juga menjadi boros. Pada tugas akhir ini dikembangkan sistem autoscaling yang mempertimbangkan keterkaitan antara bagian-bagian aplikasi microservices. Informasi keterkaitan antara bagian aplikasi didapatkan dengan mengolah arus aliran data saat aplikasi melakukan HTTP request. Sistem juga menggunakan informasi historis tentang tingkat penggunaan CPU untuk menghitung jumlah replikasi yang tepat serta memastikan sebuah bagian aplikasi benar-benar relevan dalam proses autoscaling. Pada uji dengan pola beban meningkat secara linear, didapatkan sistem dengan scaler aktif mengalami peningkatan throughput sebesar 128% dibandingkan dengan sistem serupa dengan scaler tidak aktif. Hal ini dicapai dengan tetap menjaga tingkat penggunaan sumber daya komputasi yang efisien dan sehingga tidak berlebihan dan boros.