digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aulia Iswi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Aulia Iswi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Aulia Iswi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Aulia Iswi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Aulia Iswi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Aulia Iswi
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Aulia Iswi
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Aulia Iswi
PUBLIC Yoninur Almira

2021 TS PP AULIA ISWI_LAMPIRAN.pdf ]
PUBLIC Yoninur Almira

2021 TS PP AULIA ISWI_JURNAL.pdf)u
PUBLIC Yoninur Almira

Teori development axes menyatakan bahwa jaringan transportasi dibangun untuk menghubungkan pusat pertumbuhan dalam skala nasional/regional/wilayah (end point). Adanya development axes akan menumbuhkan kegiatan lain pada titik tengah yang kemudian secara linear akan berkembang di sepanjang development axes. Namun, di dalam teori tersebut, belum dijelaskan bagaimana aliran barang dan orang yang singgah dapat menyebabkan perkembangan kegiatan menjadi transport stop. Diduga adanya daya tarik yang dapat mempengaruhi perkembangan transport stop. Berdasarkan pada latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tarik yang dapat menjadi inisiasi untuk perkembangan transport stop di dalam Teori Development Axes. Fokus penelitian berada pada Jalan Lintas Sumatera Segmen Batas Provinsi Lampung – Pelabuhan Bakauheni dengan mengkaji dua transport stop berbasis kegiatan perdagangan dan jasa yang memberikan dampak yang berbeda pada kawasan sekitarnya. Secara empiris, kawasan di sekitar Rumah Makan Siang Malam dapat mempengaruhi pertumbuhan kegiatan perdagangan dan jasa serta penyerapan tenaga kerja lokal di sekitarnya, sedangkan Rumah Makan Bukit Kahuripan tidak dapat mempengaruhi pertumbuhan kawasan sekitarnya. Daya tarik yang membedakan kedua perkembangan tersebut yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang diukur dengan 1) menghitung perkembangan transport stop transportasi dengan Lieberson’s Similarity Measure dan indeks tarikan lokasi; 2) mengidentifikasi daya tarik yang mempengaruhi pelaku perjalanan secara deskriptif kuantitatif; dan 3) mengidentifikasi daya tarik yang mempengaruhi perbedaan perkembangan kedua transport stop dengan metode diskriminan. Hasil penelitian menyatakan bahwa perbedaan perkembangan kedua transport stop disebabkan adanya 9 daya tarik, antara lain: 1) aktivitas tambahan; 2) amenitas yang lengkap; 3) keragaman penggunaan lahan; 4) lingkungan rumah makan yang tenang; 5) kualitas makanan; 6) adanya preferensi untuk datang tepat waktu; 7) terciptanya keleluasaan ruang di rumah makan; 8) adanya preferensi ketakutan melakukan perjalanan pada malam hari; dan 9) adanya pelaku perjalanan tour and travel (captive rider). Kesembilan daya tarik ini yang kemudian menjadi inisiasi perkembangan transport stop sebagaimana dijelaskan di dalam Teori Development Axes, bahwa kegiatan dapat berkembang akibat pergerakan di sepanjang development axes.