ABSTRAK:
Muara Bojong Salawe di Kabupaten Ciamis Jawa Barat adalah pertemuan tiga sungai (S.Cijulang, Cijalu, dan Cialit) mengalir ke Teluk Parigi, Samudera Indonesia, yang dimanfaatkan sebagai alur pelayaran lalu lintas kapal nelayan. Muara tersebut saat ini (tahun 2004) mengalami sedimentasi berupa sand bar dengan formasi Iidah (spit) sepanjang ± 1,9 km yang menutup muara sehingga alur muara berbelok ke kiri (ke arah utara) mengerosi infrastruktur disekitarnya (lahan rekreasi, shelter nelayan dan tempat penjemuran ikan) dan mengancam eksistensi TPI Minapari, serta kondisi mulut muara yang ada (eksisting) sulit mengakses lalu limas kapal nelayan. Selain itu pada meandering sisi luar sungai utama (S.Cijulang) yang bersentuhan dengan Lapangan Terbang Nusawiru terletak di hulu muara, terjadi erosi tebing akibat gerusan oleh aliran sungai.
Pemerintah setempat (Kab.Ciamis) telah melakukan perkuatan tebing (revetmen) dari susunan buis beton diisi beton siklop untuk mefindungi TPI dari erosi. serta membuka mulut muara baru selebar + 30 meter dengan menyudet bagian pangkal sand bar disebelah selatan mulut muara eksisting (+ 1,9 km). sedangkan dalam mengantisipasi erosi tebing pada meandering S,Cijulang, pihak Nusawiru telah melakukan perkuatan tebing dari tumpukan bate kali
Penyudetan sand bar membuka mulut muara tidak berhasil lama, karena mulut muara dalam waktu kurang dari 24 jam tertutup kembali oleh pasir dari laut dan batu-batu pelindung kaki pada revetmen pelindung TPI berserakan akibat gelombang, sedangkan revetmen tebing Nusawiru masih cukup stabil.
Hasil kajian (empiris) bahwa muara Bojong Salawe termasuk tipe muara yang didominasi gelombang dengan arah angkutan sedimen (littoral sand drift) ke kiri (dari selatan ke utara) dan besarnya (program Genesis) = 99.600 m'/tahun.
Hasil analisis gelombang (hindcasting) dari kondisi fetch efektif dan data angin 4 tahun (2001-2004), didapat rata-rata tinggi gelombang rata-rata. Ho= 1.60 m: periode gelombang, T =10,1 detik. Tinggi gelombang ekstrim 100th. Ho= 4.51 m dan melalui analisis transpormasi gelombang (program:Refdif) tinggi gelombang ekstrim rencana di sekitar pantai muara Bojong Salawe, H 100th = 1.69 m.
Hasil pembahasan dalam mengantisipasi sedimentasi di muara Bojong Salawe adalah : perlu memindahkan mulut muara eksisting dengan menyudet sand bar yang dilengkapi 2 buah struktur Jeti. Berdasarkan opsi tersebut, ada 3 (tiga) alternatif pemecahan yaitu :
• Alternatif 1 : lokasi mulut muara tepat didepan mulut sungai Cijulang;
• Alternatif 2 : lokasi mulut muara pada pangkal sand bar (sebelah selatan) +1,9 km dari lokasi mulut muara eksisting; dan
• Alternatif 3 : lokasi mulut muara sama dengan alternatif 2, tetapi pada
meandering Sungai Cijulang disudet sepanjang + 720 m.
Dari kajian pemecahan : yang paling ekonomis adalah Alternatif 1, tetapi yang memiliki manfaat terbesar adalah Alternatif 3 mengamankan Nusawiru.
Perpustakaan Digital ITB