digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER SA IT Abdulvasea
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 SA IT Abdulvasea
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 SA IT Abdulvasea
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 SA IT Abdulvasea
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 SA IT Abdulvasea
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 SA IT Abdulvasea
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA SA IT Abdulvasea
PUBLIC Alice Diniarti

Pemanasan global yang diakibatkan oleh aktivitas manusia yang menyangkut bahan bakar fosil merupakan aspek yang sangat penting sehingga mendorong banyak peneliti untuk mengembangkan dan mengoptimalkan teknologi modern, terutama yang berkaitan dengan peralatan bangunan guna mengurangi konsumsi energi. Bangunan mengkonsumsi sekitar sepertiga dari konsumsi energi final di antara semua sektor, sehingga penghematan energi dari sektor ini dapat membantu mengurangi konsumsi energi total. Studi ini berfokus pada perancangan dan simulasi system tata udara dan air panas pada gedung hotel yang berlokasi di Jawa Timur, Indonesia. Hotel ini perlu mengoperasikan sistem pendingin dan air panas 24 jam per hari dan 7 hari per minggu. Hourly Analysis Program (HAP) digunakan untuk menghitung beban pendinginan. Permintaan air panas diperkirakan berdasarkan standar ASHRAE 2011, Service Water Heating. Empat sistem yang diusulkan telah dianalisis untuk menemukan pilihan terbaik desain yang efisien dan optimal. Sistem-sistem yang diusulkan adalah chiller berpendingin air dan sistem air panas dengan pompa kalor (opsi I), pendingin berpendingin air dengan TES dan sistem air panas dengan pompa kalor (opsi II), VRF dengan split AC dan sistem air panas dengan pompa kalor (opsi III) dan sistem terakhir adalah pendingin berpendingin air dan sistem air panas dengan kolektor surya dan pompa kalor (opsi IV). Berdasarkan perhitungan biaya siklus hidup, opsi I memiliki biaya investasi terendah yang mampu menghemat sekitar 18.90% dibandingkan opsi II, 14,69% dibandingkan opsi III, dan 8,71% dibandingkan opsi IV. Untuk biaya operasional terbaik adalah opsi IV yang dapat menghemat biaya 1.76% dibandingkan opsi I, 11.27% dari opsi II, dan 8,93% dari pada opsi III. Dari segibiaya siklus hidup selama lima belas tahun,opsi I merupakan opsi terbaik yang; dapat menghemat biaya 12.25% dibanding opsi II, 9.94% dibandingkan opsi III, dan 0.9% dibandingkan opsi IV. Biaya operasional opsi IV lebih kecil dari opsi I, tetapi nilainya maish kecil dibandingkan opsi I dan biaya investasinya sangat dominan, bahkan tidak bisa mencapai payback pada tahun ke lima belas, sehingga biaya siklus hidup opsi I lebih rendah daripada opsi IV. Dapat disimpulkan bahwa opsi I adalah desain yang paling efisien dan optimal di antara empat sistem yang diusulkan.