ABSTRAK Purwaniati
PUBLIC yana mulyana COVER Purwaniati
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Purwaniati
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Purwaniati
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Purwaniati
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Purwaniati
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Purwaniati
PUBLIC yana mulyana BAB 6 Purwaniati
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Purwaniati
PUBLIC yana mulyana
Ferro fumarat sebagai bahan baku farmasi dapat mengandung timbal (Pb) tidak lebih
dari 10 bpj menurut Farmakope Indonesia (FI) dan United State Of Pharmacopeia
(USP) atau 20 bpj menurut British Pharmacopeia (BP). Metode kompendial dalam
determinasi Pb adalah dengan Inductively Coupled Plasma (ICP) atau dengan atomic
absorption spectroscopy (AAS). Kendati demikian, penggunaan metode instrumen
modern tetap masih sangat terganggu oleh adanya besi (Fe). Tujuan penelitian ini
adalah untuk memperoleh metode kolorimetri untuk determinasi Pb dalam ferro
fumarat sebagai metode alternatif terhadap metode kompendial yang ada. Setelah
pengabuan dan pengendapan ion Fe
2+
dengan NaOH, Pb direaksikan dengan ditizon
(1,5-diphenylthiocarbazone) dalam pelarut etanol-air (80:20) sehingga membentuk
senyawa kompleks yang dapat diukur pada daerah sinar tampak. Kemudian,
penambahan sianida dan hidroksilamin digunakan sebagai masking agent dan
stabilisator. Pembentukan kompleks diamati pada rentang PH 1-8, dan PH optimum
pembentukan kompleks tersebut pada PH 6,8 yang menunjukan panjang gelombang
serapan maksimum pada 500 nm. Kurva kalibrasi dibuat pada rentang konsentrasi
0,5-3 bpj yang menunjukan linieritas yang baik dengan persamaan Y=0,168x + 0,007
dengan koefisien korelasi R
2
=0,999. Absorban kompleks Pb-ditizonat stabil hingga
menit ke 30. Pembentukan kompleks dibawah pengaruh kation-kation logam lain
seperti Cu
2+
, Zn
2+
, Cd
2+
, Fe
2+
, Fe
3+
, Co
2+
dan Mg
2+
juga diamati. Presisi metode
melalui preparasi aerasi dihitung sebagai simpangan baku relatif (SBR) dalam hari
dan lain hari dengan nilai masing-masing 13,67 dan 13,46%, sedangkan akurasinya
dihitung sebagai persentase perolehan kembali pada spike 20, dan 40 ?g, masingmasing sebesar 97,76 dan 108,21%. Sedangkan akurasi dan presisi dengan metode
oksidasi ion Ce
4+
pada level spike 5, 20 dan 40 ?g, nilai %rekoveri masing-masing
104,96; 83,07 dan 112,78%, dan nilai SBR masing-masing 8,15; 3,79 dan 0,96. Batas deteksi
(BD) dan batas kuantifikasi (BK) dihitung berdasarkan metode statistik sebesar 0,11
dan 0,38 bpj. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode ini
dapat dijadikan metode alternatif pada penentuan Pb dalam bahan baku ferro fumarat.