digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Produk nano-coating memiliki potensi pasar yang besar untuk dikomersialkan sebagai produk perawatan kacamata, didukung oleh pertumbuhan jumlah pengguna nano-coating dan kacamata optic secara global setiap tahun. Nasho, sebagai startup baru industri pelapis nano di Indonesia memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan produk pelapis kacamata nano. Namun, pasar Indonesia masih asing dengan produk inovatif ini. Setiap jenis pasar yang memiliki sudut pandang yang berbeda pula dalam mengadopsi teknologi. Dari celah ini, sangat menarik untuk memahami adopsi inovasi pasar tentang nano-coating. Dengan menggunakan metode regresi linier berganda, variabel inovasi pelanggan menjadi faktor yang paling berpengaruh yang mempengaruhi adopsi inovasi daripada atribut yang dipersepsikan dari inovasi. Berikut trialability, kemudahan penggunaan, dan keunggulan relatif sebagai dimensi yang paling signifikan dibandingkan dengan yang lain. Sedangkan adopsi inovasi memiliki signifikansi 64,4% dan mampu menjelaskan sekitar 41,5% terhadap niat beli nano-coating untuk produk kacamata yang diukur dengan regresi linier sederhana. Sedangkan hasil analisis cluster menunjukkan bahwa konsumen potensial dengan cluster terbesar adalah mahasiswa, rentang usia 15-23 tahun, berpendidikan terakhir SMA, dan berdomisili di Yogyakarta. Untuk implementasinya, Nasho harus membangun product awareness dengan membuat konten strategis secara offline dan digital, pertimbangkan; trialability, kemudahan penggunaan, dan keuntungan relatif tentang produk untuk meningkatkan adopsi inovasi pelanggan. Pada akhirnya temuan ini dapat bermanfaat dan berwawasan bagi Nasho juga startup nano coating di Indonesia untuk membidik pasar yang tepat dan meningkatkan pembelian produk. Kata kunci: "Lapisan Nano" "Perawatan Kacamata" "Adopsi Inovasi" "Niat Membeli"