ABSTRAK Nabila Cahya Putri Hartanto
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Madu merupakan salah satu perisa yang populer digunakan pada susu bubuk.
Produksi bubuk madu umumnya dilakukan melalui proses pengeringan dengan
metode spray drying dengan carrier agent tertentu. Namun, perolehan bubuk madu yang
dihasilkan melalui proses ini tergolong cukup rendah dan tidak efisien untuk memenuhi
kebutuhan bubuk madu sebagai perisa susu bubuk. Mikroenkapsulasi merupakan teknik
yang dilakukan untuk melapisi suatu bahan bioaktif menggunakan bahan penyalut
(microencapsulating agent) yang akan menghasilkan kapsul berupa partikel padatan
(bubuk). Penggunaan bahan penyalut dapat melindungi bahan bioaktif selama
pemrosesan sehingga proses ini berpotensi untuk menghasilkan bubuk madu dengan
kuantitas dan kualitas lebih tinggi.
Dalam penelitian ini, akan diteliti pengaruh temperatur inlet udara, laju alir
umpan, serta jenis bahan penyalut yang digunakan terhadap kuantitas dan kualitas bubuk
madu yang dihasilkan. Metode mikroenkapsulasi yang akan digunakan adalah spray
drying dengan bahan penyalut maltodekstrin DE 18 dan 12. Pada metode spray
drying dilakukan tiga variasi temperatur inlet udara (150; 170; 190?) dan dua laju alir
umpan (330; 660 mL/jam). Bubuk madu hasil spray drying akan dianalisis dengan uji
kadar air, higroskopisitas, serta warna. Hasil karakterisasi bubuk diuji
menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) untuk menentukan pengaruh seluruh
variasi percobaan terhadap parameter kuantitas dan kualitas.
Perolehan bubuk secara signifikan (p<0,05) meningkat seiring dengan
bertambahnya temperatur inlet udara dan berkurangnya laju alir umpan. Perolehan bubuk
pada rentang 19,37±1,33% – 27,45±1,91% mengindikasikan bahwa proses ini berpotensi
diaplikasikan pada skala industri. Temperatur inlet udara memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap higroskopisitas, sedangkan laju alir umpan memberikan pengaruh
yang tidak signifikan. Di sisi lain, kedua kondisi operasi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kadar air dan warna dari bubuk yang dihasilkan. Selain itu, jenis
bahan penyalut (DE 18 dan 12) menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap
perolehan bubuk.