digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Latar belakang dan tujuan: Madu merupakan salah satu sumber antioksidan alami. Karakteristik fitokimia dan bioaktivitas madu sangat bervariasi dan tergantung dari lokasi panen, sumber bunga, jenis lebah, dan proses pengolahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan madu yang berasal dari lebah Apis cerana dari Kabupaten Badung (MDB), Karangasem (MDK) dan Singaraja (MDS) di Provinsi Bali, menentukan kadar fenol dan flavonoid total, menganalisis korelasi antara fenol dan flavonoid total dengan AAI DPPH dan AAI FRAP, serta korelasi antara kedua metode uji antioksidan. Metode: Ekstraksi madu menggunakan cara refluks bertingkat (n-heksana, etil asetat dan etanol) dan secara langsung (etanol). Aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH dan FRAP. Nilai Antioxidant Activity Index (AAI) dari masing-masing ekstrak madu juga dihitung. Kadar fenol serta flavonoid total ditentukan dengan spektrofotometer UVsinar tampak. Korelasi fenol dan flavonoid total dengan AAI DPPH dan AAI FRAP serta korelasi antara dua metode antioksidan dianalisis menggunakan metode statistik korelasi Pearson. Hasil: Aktivitas antioksidan tertinggi dengan metode DPPH dan FRAP ditunjukkan oleh ekstrak etil asetat MDK dengan nilai AAI secara berturut-turut sebesar 33,521 dan 4,874. Selain itu, kadar fenol dan flavonoid total terbesar juga dimiliki oleh ekstrak etil asetat MDK yaitu 4,327 g GAE/100 g dan 2,053 g QE/100 g. Fenol total semua sampel uji mempunyai korelasi positif dan bermakna terhadap AAI DPPH dan FRAP. Nilai AAI DPPH ekstrak MDK dan MDS berkorelasi positif dan bermakna terhadap AAI FRAP. Kesimpulan: Semua ekstrak madu sampel uji memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa golongan fenol merupakan kontributor utama aktivitas antioksidan ekstrak madu sampel uji dengan metode DPPH dan FRAP. Metode DPPH dan FRAP memberikan hasil linier pada aktivitas antioksidan ekstrak MDK dan MDS.