digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rizki Mulyawan
PUBLIC yana mulyana

COVER Rizki Mulyawan
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Rizki Mulyawan
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Rizki Mulyawan
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Rizki Mulyawan
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Rizki Mulyawan
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Rizki Mulyawan
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Rizki Mulyawan
PUBLIC yana mulyana

Latar belakang dan Tujuan: Atlet remaja memiliki resiko besar terhadap penurunan asupan nutrisi karena meningkatnya kebutuhan energi. Memperoleh asupan nutrisi yang seimbang menjadi sebuah masalah yang dihadapi oleh remaja karena gaya hidup yang cenderung mengabaikan kandungan nutrisi yang dikonsumsi. Banyak atlet remaja mengkonsumsi minuman berenergi tapi ternyata berkontribusi negatif terhadap kesehatan sehingga lebih dianjurkan untuk mengkonsumsi susu. Atlet remaja yang terbiasa melakukan aktivitas fisik akan mengalami respon fisiologis di dalam tubuh maka perlu ditunjang dengan asupan tambahan untuk menjaga kebutuhan energi tetap terpenuhi. Kombinasi antara aktivitas fisik ditambah dengan asupan nutrisi akan berdampak bagi sistem metabolisme tubuh. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang diberikan susu sapi terhadap kadar laktat, glukosa dan hemoglobin dalam darah disertai dengan aktivitas fisik. Metode: Pemilihan subjek penelitian diawali dengan kuesioner pre-test, hal ini dilakukan untuk menghindari subjek yang memiliki riwayat penyakit berbahaya dan bisa mempengaruhi hasil penelitian. Diperoleh 24 atlet sepakbola berusia 18-21 tahun, tidak memiliki riwayat alergi terhadap susu sapi dan memiliki pengalaman bermain sepakbola lebih dari 3 tahun minimal di level daerah, dengan aktivitas fisik 3-5 kali seminggu. Atlet dibagi secara acak ke dalam tiga kelompok minuman (susu sapi segar, susu pasteurisasi dan air mineral) yang dikonsumsi selama tiga minggu berturut-turut. Pemberian susu sapi segar dan susu pasteurisasi dengan volume yang sama (isovolumic) wajib dikonsumsi subjek penelitian sebanyak tiga kali sehari dalam jangka waktu tiga minggu dengan takaran yang telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan Pretest-Posttest Randomized-Groups Design, dengan melakukan dua kali pengetesan yaitu pre-test (sebelum pemberian minuman) dan post-test (setelah pemberian minuman selama tiga minggu berturut-turut). Setiap pre-test dan post-test dilakukan Cooper test 2,4 km. Saat sebelum (p1) dan sesudah (p2) Cooper test 2,4 km dilakukan pengambilan sampel darah untuk mengukur nilai laktat, glukosa dan hemoglobin. Hasil: Susu sapi segar (1,49 ± 1,23) dan susu pasteurisasi (1,71 ± 0,94) memberikan pengaruh yang signifikan (p < 0,01) terhadap kadar laktat ketika sebelum melakukan Cooper test 2,4 km (p1). Setelah melakukan Cooper test 2,4 km (p2), hanya susu pasteurisasi (10,08 ± 6,71) saja yang memberikan pengaruh signifikan (p < 0,05) dan memiliki kadar laktat lebih rendah dibandingkan air mineral (14,60 ± 4,10) dan susu sapi segar (12,08 ± 3,03). Untuk kadar glukosa, susu sapi segar (106,25 ± 12,88) mengalami penurunan lebih besar dibandingkan dengan susu pasteurisasi (107,25 ± 13,85) setelah melakukan Cooper test 2,4 km (p2). Jika dibandingkan pre-test, hasil kadar glukosa saat post-test pada susu pasteurisasi mengalami peningkatan sedangkan kadar laktat mengalami penurunan. Rendahnya nilai laktat setelah Cooper test 2,4 km, memungkinkan atlet untuk melakukan aktivitas fisik selanjutnya tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Untuk susu sapi segar, kadar glukosa mengalami penurunan dan kadar laktat mengalami peningkatan. Untuk kadar hemoglobin dalam darah, tidak terlihat adanya perbedaan yang signifikan (p > 0,05) antara pre-test dan post-test. Kesimpulan: Susu pasteurisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sistem fisiologis, dalam hal ini kadar laktat dalam darah. Dengan pengaruh yang amat besar terlihat ketika dapat mencegah laktat terakumulasi sebelum Cooper test 2,4 km. Oleh karena itu, konsumsi susu pasteurisasi secara rutin setiap hari dan sebelum melakukan aktivitas fisik dianjurkan untuk mengoptimalkan performa atlet dalam mencapai prestasi.