Madu pahit memiliki perbedaan berupa rasa pahit dibandingkan dengan madu
manis, yang diduga dihasilkan oleh komponen senyawa dalam madu pahit yang
tidak terdapat di dalam madu manis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
komponen madu pahit dibandingkan dengan madu manis. Karakterisasi
makroskopis dan mikroskopis dilakukan terhadap madu pahit dan madu manis.
Sampel dimaserasi dengan pelarut etanol dan metanol. Pola kromatogram seluruh
sampel diperoleh secara kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase diam silika
gel GF254 dan fase gerak dengan berbagai kepolaran. Penambahan bahan kimia
obat (BKO) dikonfirmasi secara KLT spektrofotodensitometri dengan
pembanding kortikosteroid deksametason, prednison dan metil prednisolon.
Pemurnian komponen madu pahit yang berbeda dengan madu manis dilakukan
secara KLT preparatif, dan uji kemurnian dilakukan secara KLT dengan tiga fase
gerak berbeda kepolaran dan KLT 2 dimensi. Isolat komponen dikarakterisasi
dengan spektrofotometri UV-Sinar tampak dan inframerah, serta spektroskopi
1
H-
RMI dan
13
C-RMI. Pengujian mutu sampel dilakukan berdasarkan parameter uji
Standar Nasional Indonesia (SNI). Isolat X yang diperoleh dari ekstrak metanol
madu pahit sampel E mempunyai: Rf 0,6 pada kromatogram lapis tipis dengan
fase gerak kloroform-metanol (9:1); memadamkan pendaran sinar UV ?254 nm;
memiliki panjang gelombang maksimum UV-Sinar tampak ?280 nm dalam
pelarut metanol; diduga merupakan senyawa 5-hidroksimetil-2-furaldehida.
Analisis dengan pembanding BKO menunjukkan bahwa sampel madu pahit yang
dianalisis tidak mengandung BKO deksametason, prednison, maupun metil
prednisolon.