digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Banjir sering terjadi di Kesawan pada beberapa tahun belakangan, sedangkan Kesawan merupakan jantung kota medan dan wajah peradaban kota medan tempo dulu yang banyak meninggalkan bangunan bersejarah. Banjir di kawasan ini diakibatkan oleh saluran drainase kota yang tidak bisa menampung aliran permukaan. Salah satu unsur yang mempengaruhi debit aliran permukaan adalah ketersediaan RTH kawasan yang masih dibawah 30%. Fungsi dari RTH selain mengakomodasi kebutuhan aktivitas sosial adalah pengontrol keseimbangan ekologi. Oleh karena itu, tujuan dari tesis ini adalah merancang RTH di kawasasan cagar budaya sebagai upaya meminimalisir banjir. Tesis ini menggunakan metode rasional untuk menghitung debit puncak dari intensitas curah hujan, dan manejeman air limpasan yang berkelanjutan dengan menerapkan bioswales sebagai penyalur untuk meminimalisir air limpasan dari RTH ke saluran drainase. Upaya peningkatan RTH diupayakan mengikuti karakterisitik dan kebutuhan sosial sekitar (seperti taman kota hingga green wall). Debit puncak dari intensitas hujan rencana skala 10 tahun adalah 122,40 m3/detik. Setelah diterapkannya bioswales debit air limpasan dapat diatasi dengan panjang bioswales 2.565m. Dengan menggunakan metode faktor hijau dari RTH yang dirancang didapat perkiraan lebih 10% luas RTH.