digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Ragis Nahwan Tsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Ragis Nahwan Tsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Ragis Nahwan Tsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Ragis Nahwan Tsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4A Ragis Nahwan Tsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4B Ragis Nahwan Tsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Ragis Nahwan Tsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Ragis Nahwan Tsani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Pulau Pari merupakan salah satu pulau di kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Tingginya aktivitas di Pulau Pari menyebabkan kawasan perairan tersebut rentan terhadap pencemaran lingkungan, seperti sampah dan tumpahan minyak. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah menganalisis pola arus dan pergerakan partikel dari kawasan pesisir Pulau Pari. Simulasi hidrodinamika menggunakan HAMburg Shelf Ocean Model (HAMSOM) dilakukan dengan gaya penggerak pasang surut dan angin. Arus yang dihasilkan dari simulasi model hidrodinamika kemudian digunakan sebagai input model trajektori partikel yang disimulasikan 2 kali pada tanggal 16 Oktober – 14 November 2015 dan 16 Maret – 14 April 2016. Kecepatan arah u dan v hasil simulasi hidrodinamika pada bulan November 2015 menunjukkan korelasi terhadap data pengamatan sebesar 32% dan 60,7%, sedangkan pada bulan April 2016 sebesar 76% dan 59,3% untuk stasiun yang lebih jauh dari gugus karang. Nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa simulasi model hidrodinamika cukup baik dalam menggambarkan kondisi arus di Perairan Pulau Pari. Pola arus di Perairan Pulau Pari dipengaruhi oleh kondisi musim terutama ketika pasang surut (pasut) perbani. Pada bulan November arus dominan mengarah ke Barat Daya dengan kecepatan maksimum 1 m/detik, sedangkan pada bulan April arus dominan mengarah ke Timur dengan kecepatan maksimum sebesar 0,8 m/detik. Arus juga dipengaruhi oleh kondisi pasang surut terutama pada kondisi purnama, walaupun angin bergerak ke arah Barat saat menuju pasang arus bergerak ke arah Timur Laut Garis jejak partikel hasil simulasi model trajektori di 5 lokasi pada bulan November 2015 dan 2 lokasi di bulan Maret 2016 menunjukkan kesesuaian arah gerak dengan hasil pengukuran drifter, namun jarak perpindahan partikel hasil model pada bulan November 2015 lebih kecil dibanding pengamatan dimana jarak perpindahan rata-rata adalah 1,94 km selama 3 jam dengan kecepatan 0,18 m/detik, sedangkan hasil pengamatan drifter bergerak sejauh 3,8 km dengan kecepatan 0,35 m/detik. Hasil simulasi trajektori bulan April 2016 menunjukkan jarak perpindahan rata-rata yang lebih besar yaitu 1,37 km selama 40 menit dengan kecepatan 0,57 m/detik, sedangkan hasil pengamatan drifter bergerak sejauh 0,57 km selama 40 menit dengan kecepatan 0,24 m/detik. Dalam satu siklus pasang surut partikel mengalami gerakan bolak-balik, yaitu ketika pasang bergerak ke arah Timur kemudian berbelok ke arah Barat ketika surut, namun partikel tidak kembali ke posisi semula (tidak tertutup).