COVER Bimo Wicaksana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Bimo Wicaksana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Bimo Wicaksana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Bimo Wicaksana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Bimo Wicaksana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Bimo Wicaksana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Bimo Wicaksana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Bimo Wicaksana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR Bimo Wicaksana
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia Movieland memiliki visi untuk mewujudkan “Hollywood Indonesia” dengan
membuat sebuah kawasan tematik terkait industri perfilman. Berbagai fasilitas terkait industri
perfilman ada di situ, salah satunya termasuk perguruan tinggi untuk perfilman. Pendidikan tinggi
diambil sebagai judul proyek karena berhubungan langsung dengan perkembangan industri film
sehingga dampak yang dirasakan menjadi signifikan. Melalui sekolah ini diharapkan terjadi
perkembangan yang signifikan terhadap industri perfilman di Indonesia.
Dalam perancangannya, masalah perancangan yang menjadi fokus adalah pembentukan
identitas tempat melalui citra bangunan. Masalal tersebut deselesaikan melalui empat cara, yaitu : 1)
konsep pemintakatan yang memudahkan proses wayfinding bagi penggunanya, 2) gubahan massa
bangunan yang mengambil metafora elemen audiovisual pada film, 3) perancangan tampak yang
mencerminkan film sebagai gambar bergerak, 4) peletakkan fungsi eksibisi film untuk publik sebagai
bentuk edukasi informal terhadap masyarakat. Keempat cara tersebut direalisasikan dalam desain
melalui dua pendekatan, pendekatan fungsi dan ekspresi.