digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bonardo Damanik
PUBLIC Dedi Rosadi

COVER Bonardo Damanik
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 1 Bonardo Damanik
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 2 Bonardo Damanik
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 3 Bonardo Damanik
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4 Bonardo Damanik
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 5 Bonardo Damanik
PUBLIC Dedi Rosadi

PUSTAKA Bonardo Damanik
PUBLIC Dedi Rosadi

Perairan utara Papua merupakan salah satu pintu masuk ITF (Indonesian Through Flow) yang membawa massa air hangat menuju Samudra Hindia melalui Indonesia. Sebagai pintu masuk ITF ke Indonesia, perairan utara Papua juga dipengaruhi oleh ENSO (El Niño Southern Oscilation) yang merupakan pola iklim berulang yang melibatkan sirkulasi air dan perubahan suhu di Samudra Pasifik yang juga mempengaruhi iklim di Indonesia. Berdasarkan posisi dan peran perairan utara Papua yang penting, maka menjadi perlu untuk mengetahui bagaimana perubahan iklim dan oseanografi yang terjadi di daerah tersebut. Rekonstruksi paleoklimat dilakukan untuk mengetahui kondisi iklim selama Pleistosen Akhir–Holosen di perairan utara Papua dan untuk mengetahui pengaruh ENSO pada daerah penelitian selama Pleistosen Akhir – Holosen. Rekonstruksi paleoklimat dilakukan dengan menggunakan sampel sedimen yang merupakan data gravity core yang diperoleh melalui kegiatan Ekspedisi Nusa Manggala 2018 yang dilakukan oleh LIPI. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis granulometri, analisis X-Ray Fluoresence (XRF), dan analisis mikropaleontologi berupa foraminifera. Analisis besar butir dilakukan untuk mengetahui parameter statistik dari besar butir sedimen. Analisis XRF berguna untuk mengetahui unsur kimia yang terdapat pada sampel yang dapat digunakan sebagai proksi input sedimen dan intensitas pelapukan yang dapat digunakan untuk mengetahui variasi curah hujan. Analisis kumpulan foraminifera dilakukan untuk mengetahui umur relatif dan suhu permukaan laut (SST) dan hasil analisis constrained clustering terhadap data foraminifera berguna untuk mengetahui perubahan parameter ekologi pada daerah penelitian Hasil rekonstruksi paleoklimat dan paleoseanografi pada daerah penelitian menghasilkan 7 periode iklim dan beberapa event iklim global pada Pleistosen Akhir – Holosen, yaitu Younger Dryas (<11,700 BP), HTC 6 (11,700 BP – 9,000 BP), HTC 5 dan 8.2 K (9000 BP – 7000 BP), HTC 4 dan Mid Holocene Peak (7000 BP – 6000 BP), HTC 3 dan 4.2 K (4000 BP – 2000 BP), HTC 2 (4000 BP – 2000 BP) dan HTC 1, Little Ice Age dan Medival Warm Period (2000 BP – sekarang,). Fenomena ENSO berperan terhadap fluktuasi iklim dan air laut di daerah penelitian. Intensitas ENSO yang menurun (dominasi La Niña) mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu permukaan air laut dan peningkatan curah hujan pada daerah penelitian. Sedangkan intensitas ENSO yang meningkat (dominasi El Niño) mengakibatkan terjadinya penurunan suhu permukaan air laut dan penurunan curah hujan pada daerah penelitian.