digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dimas Aji Prabowo
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Dimas Aji Prabowo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Dimas Aji Prabowo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Dimas Aji Prabowo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Dimas Aji Prabowo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Dimas Aji Prabowo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Dimas Aji Prabowo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Dimas Aji Prabowo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pengamatan spektroskopi bintang standar dilakukan di Observatorium Bosscha ( = 64902800LS; = 10736056" BT; ketinggian = 1310 mdpl) dengan menggunakan teleskop Celeston C-11 (f/10, f= 11 inchi) yang didukung oleh mounting ekuatorial Losmandy G-11 serta dilengkapi dengan spektograf NEO-R1000 (R = 1000) dan kamera detektor CCD ST-8XME untuk untuk menurunkan koesien ekstingsi atmosfer. Reduksi data dilakukan dengan transformasi long-slit pada Image Re- duction and Analysis Facility (IRAF). Hasil koesien ekstingsi itu didekomposisi berdasarkan penyebabnya: hamburan Rayleigh, serapan ozon dan uap air, serta redaman oleh aerosol. Prol ekstingsi oleh aerosol ini dapat dijadikan indikator polusi udara karena mempengaruhi turbiditas atmosfer. Perilaku ekstingsi atmosfer di Observatorium Bosscha juga pernah dikaji pada tahun 1982-1993 oleh Malasan (1993). Kurva ekstingsi hasil pengamatan kemudian dibandingkan dengan data pengamatan fotometrik yang dilakukan oleh Malasan (1993). Hasil kurva ekstingsi pengamatan menunjukkan peningkatan yang disebabkan oleh penambahan partikulat atau aerosol ke troposfer. Aerosol ini diduga berasal dari antropogenik, yaitu aktivitas manusia yang berupa aktivitas industri dan bahan bakar fosil yang mengemisikan karbon dioksida, sulfat dan gas lainnya yang memicu pembentukan in situ aerosol.