digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Infiltrasi kumulat f dihitung oleh F(/) = f(t).t. Laju infiltrasi (f(1)) merupakan fungsi kelembaban tanah awal (0); kandungan pori drainase cepat dan drainase lambat (I dan 17i); serta durasi dan probabilitas hujan (t dan p). Nilai F(t) (mm) semakin besar dengan berlambahnya waktu hujan dan semakin kecilnya probabilitas hujan. Nilai ini berkisar antara 1,59 - 20,50 untuk lahan palaw ja; 1,88 - 21,23 untuk lahan agroforestri; 1,36 - 17,84 untuk lahan tidak digarap; 1,11- 23,88 untuk lahan kayu campuran; dan 1,28 - 22,59 untuk lahan permukiman. Koefisien limpasan rid cekungan (C); merupakan perbandingan antara limpasan hujan empirik (ROempirik) dengan limpasan hujan model (ROC). Koefisien C model cekungan kecil (CM) diformulasi sebagai fungsi dari t dan p. dengan H = (9,16 + 6,61.t). Pada hujan rendah (< 4 mm), nilai CM adalah kecil (< 0.30). Pada hujan lebih besar(> 6 - 24 mm), nilai C, lebih tinggi (.> 0.30 - 0.60). Pada hujan > 24 mm, nilai CM cenderung menuju konstan. Nilai (1-CM) menunjukkan proporsi air dari ROC yang tersimpan pada cekungan kecil dalam bentuk intersepsi oleh tumbuhan; tertahan oleh ledok, tampungan kecil, atau reservoir-reservoir buatan, balk di permukaan maupun di dalam tanah. Simpanan ini, sekitar 40 % dari ROC.