Pada tahun 2018, harga saham-saham yang ada di dunia mengalami penurunan
yang cukup signifikan dikarenakan adanya efek perang dagang antara AS dan RRT
yang memicu perlambatan ekonomi dunia. Hal ini berdampak pada penurunan
performa portofolio investasi yang dimiliki oleh perusahaan manajemen aset,
perusahaan sekuritas, dan investor ritel. Oleh karena itu, mereka akan membutuhkan
suatu strategi untuk melindungi diri dari risiko kerugian yang ada, atau
untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memperoleh profit pada keadaan
pasar yang masih kurang baik sebagai efek lanjutan perang dagang yang belum
diselesaikan. Strategi opsi dapat digunakan untuk hal tersebut, dan investor dapat
menggunakan strategi vertical call spread, yaitu membeli dan menjual opsi secara
bersamaan (dengan perbandingan jumlah 1:1). Opsi yang digunakan merupakan
jenis yang sama, memiliki expiration date yang sama, tetapi memiliki strike price
yang berbeda. Strategi ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu bull call spread dan bear
call spread, dan dapat dikombinasikan untuk membentuk empat strategi baru: long
butterfly, short butterfly, long condor dan short condor spread. Keenam strategi
tersebut memiliki keunikan, yaitu profil profit dan risiko yang terbatas, serta dapat
dimodifikasi dengan memilih strike price dan expiration date yang berbeda-beda
untuk meningkatkan performa pada kondisi pasar yang bersesuaian.