digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 6 Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 6 Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 7 Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan


PUSTAKA Grandy Bilhan Danakusumah
PUBLIC Irwan Sofiyan

Lapangan panas bumi Karaha-Bodas berada di kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Lapangan ini merupakan sistem parsial dominasi uap dengan temperatur reservoir berkisar antara 250oC – 350oC. Lapangan panas bumi Karaha-Bodas dibagi menjadi dua area, yaitu Karaha di bagian utara dan Telaga Bodas di bagian selatan. Model konseptual lapangan panas bumi ini sebelumnya telah dibuat dan menunjukkan bahwa sistem panas bumi Karaha-Bodas merupakan satu sistem yang sama dengan indikasi sumber panas berasal dari Telaga Bodas. Akan tetapi, model konseptual tersebut dianggap tidak sesuai dengan karakteristik manifestasi yang muncul di daerah Karaha dan Telaga Bodas yang sama-sama mencirikan zona upflow. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kembali sistem panas bumi Karaha-Bodas berdasarkan penentuan batas sistem yang kemudian dijadikan bahan pertimbangan dalam perkiraan model konseptual yang sebenarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengelompokkan mata air dingin dan mata air termal yang diintegrasikan dengan analisis geologi, berupa geomorfologi dan vulkanostratigrafi. Sementara itu, pengelompokkan yang dimaksud didasarkan pada sifat fisis dan kimia mata air yang diduga mengalami kontaminasi air termal. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa mata air dingin yang terkontaminasi air termal dengan ciri-ciri seperti adanya anomali temperatur, pH, dan TDS. Mata air yang terkontaminasi tersebut juga didukung dengan pengayaan anion dan kation serta isotop oksigen-18. Pengelompokkan mata air yang terkontaminasi ini dapat memperkirakan batas sistem panas bumi Karaha-Bodas menjadi 2 batas sistem, yaitu Karaha dan Telaga Bodas. Batas sistem panas bumi Karaha dikontrol oleh khuluk G. Putri Eweranda, sedangkan batas sistem panas bumi Telaga Bodas dikontrol oleh khuluk Telaga Bodas. Adapun dugaan adanya batas sistem Sadakeling yang dikontrol oleh khuluk Sadakeling. Pembagian batas sistem ini dapat memperkirakan model konseptual sistem panas bumi Karaha-Bodas yang menunjukkan adanya batuan penudung, reservoir, dan sumber panas yang berbeda.