Manajemen beban kerja pada profesi auditor adalah proses pendistribusian dan
pengelolaan jumlah kegiatan/tugas secara efisien yang harus diselesaikan oleh
auditor selama periode tertentu dalam kondisi normal yang diukur dengan waktu
pelaksanaan pemeriksaan. Namun, mengingat kurangnya penelitian akademis
tentang distribusi beban kerja, terutama ketika kita membahas praktik distribusi
beban kerja pada auditor di BPK RI terkait dengan gender. Hal ini menyebabkan
perlunya eksplorasi lebih lanjut untuk memahami fenomena secara khusus dalam
pengaturan organisasi pemerintah, yang dianggap baru dalam menerapkan konsep
ini. Berdasarkan masalah yang muncul, tujuan dari penelitian ini adalah peneliti
ingin memberikan sebuah model konseptual yang relevan terkait mekanisme
distribusi beban kerja pada auditor di BPK RI sehubungan dengan gender.
Studi eksplorasi ini dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian dengan enam
responden yang dipilih untuk penelitian ini. Analisis tematik dengan teknik
pengkodean, analisis dokumen, dan observasi digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada peraturan yang
menjelaskan secara eksplisit dan rinci tentang mekanisme kerja auditor saat
melaksanakan tugas pemeriksaan di lapangan. Selain itu, peneliti tidak
menemukan penjelasan tentang bagaimana prosedur untuk mendistribusikan
beban kerja kepada auditor setelah tim audit terbentuk. Hal ini bermakna bahwa
mekanisme distribusi beban kerja pada auditor dalam melaksanakan tugas
pemeriksaan di lapangan dilakukan secara non-teknis. Temuan lain menunjukkan
bahwa BPK RI tidak membedakan perlakuan auditor berdasarkan jenis kelamin.
Pegawai pria dan wanita memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai
fungsional auditor. Namun, dalam praktiknya di lapangan, masih ada perbedaan
perlakuan antara auditor pria dan wanita, terutama terkait dengan distribusi
beban kerja saat melakukan tugas pemeriksaan. Namun, perbedaan perlakuan
tersebut tidak mempengaruhi jumlah kompensasi yang mereka terima dan tidak
mempengaruhi peluang pengembangan karir mereka. Pada akhirnya, peneliti
menawarkan model konseptual untuk menjawab tujuan penelitian ini.