digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Ababil
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Ababil
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Penggunaan ultrasonografi (USG) sebagai umpan balik citra jarum dalam prosedur intervensional invasif minimal memberikan banyak keuntungan dibandingkan dengan teknologi pencitraan medis lainnya. Hasil pencitraan jarum dapat ditampilkan dalam beberapa mode. Mode yang paling umum digunakan pada USG klinis adalah mode-B, yang pada prinsipnya merupakan kombinasi dari beberapa amplitudo hamburan akustik mode-A hasil interaksi gelombang dengan jarum yang diterima pada setiap elemen transduser USG. Masalah krusial pada pencitraan jarum dengan USG mode-B adalah visibilitas jarum yang tidak konsisten. Visibilitas jarum pada mode-B akan sangat terkait dengan pola hamburan akustik pada mode-A hasil interaksi gelombang dengan jarum yang diterima pada setiap elemen transduser USG. Evaluasi ragam pola hamburan akustik pada mode-A yang fokus pada interaksi gelombang ultrasonik dan jarum serta faktor terkait antara lain sudut penusukan jarum, kedalaman, dimensi jarum, dan frekuensi gelombang ultrasonik perlu dikaji lebih lanjut. Pada penelitian ini akan dirancang sebuah purawarupa USG berbasis mode-A yang dapat digunakan untuk melakukan karakterisasi pola hamburan akustik jarum spinal. Purwarupa USG yang dirancang terdiri dari pulser, transduser immersion, serta osiloskop digital. Pengujian pola hamburan akustik dilakukan pada sistem uji yang terdiri dari media uji dan robot pemosisi jarum. Media uji yang digunakan memiliki kondisi homogen serta anechoic sehingga dapat mengisolasi pola hamburan akustik jarum spinal. Robot pemosisi jarum digunakan agar pengujian dapat dilakukan secara berulang dengan akurasi yang tinggi. Pengujian pola hamburan akustik jarum dilakukan dengan memvariasikan sudut penusukan pada sudut 0o sampai 45o dengan resolusi 5o serta memvariasikan ukuran jarum pada ukuran 18G, 20G, dan 22G. Hasil pengujian pola hamburan akustik diolah dalam domain waktu dan domain frekuensi. Dalam domain waktu, amplitudo hamburan akustik berada pada nilai yang tinggi pada sudut penusukan 0o kemudian turun pada sudut 5o dan perlahan naik kembali sampai pada sudut penusukan 45o. Dalam domain frekuensi, nilai energy spectral density (ESD) berada pada nilai yang tinggi pada sudut penusukan 0o kemudian turun pada 5o dan kembali naik hingga sudut 40o pada jarum 18G, serta sudut 30o pada jarum 20G dan 22G. Nilai ESD kemudian turun lagi sampai sudut 45o pada semua ukuran jarum. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi antara gelombang ultrasonik dengan jarum spinal akan menghasilkan pola hamburan akustik yang unik.