digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gunung Galunggung merupakan salah satu gunung api yang masih aktif yang berada di kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia. Di dalam sejarah letusan gunung api di Indonesia, Gunung Galunggung pernah meletus sebelumnya, yaitu pada tahun 1822, 1894, dan 1918. Erupsi Gunung Galunggung pada tahun 1982 berlangsung selama sembilan bulan lamanya dengan letusan pertama terjadi pada dini hari pada tanggal 5 April 1982 hingga erupsi terakhir pada tanggal 8 Januari 1983. Letusan terbesar terjadi pada tanggal 17-18 Mei 1982 dan 13 Juli 1982 dengan ketinggian kolom letusan mencapai ketinggian 30-35 km. Letusan Gunung Galunggung pernah memberikan dampak buruk, salah satunya mengancam perjalanan pesawat British Airways dengan 240 orang penumpang yang membuat keempat mesin pesawat mengalami gagal fungsi akibat masuknya abu ke dalam mesin. Komposisi magma Galunggung terus berevolusi sepanjang periode erupsi selama sembilan bulan tersebut dimulai dengan magma berkomposisi andesitik ke magma basaltik. Untuk merekonstruksi kejadian erupsi Gunung Galunggung pada tahun 1982, perangkat lunak FALL3D digunakan untuk mensimulasikan transportasi abu vulkanik dan menghasilkan peta isopach. Peta isopach menggambarkan distribusi dari abu vulkanik yang jatuh ke permukaan bumi. Parameter masukan untuk simulator adalah koordinat area yang akan dimodelkan, data meteorologi (data angin), Parameter Sumber Erupsi (ESP), TGSD (Distribusi Ukuran Butir Total), kecepatan pengendapan, faktor agregasi, dan koefisien difusi. Referensi TGSD dari berbagai macam gunung api di berbagai penjuru dunia yang telah diteliti akan digunakan karena kurang lengkapnya data TGSD Gunung Galunggung. Data meteorologi diambil ERA-Interim yang merupakan data analisa ulang kondisi atmosfer bumi secara global dan dapat diakses melalui website ERA-Interim. Parameter Sumber Erupsi yang perlu ditentukan diantaranya adalah parameter durasi erupsi, tinggi kolom massa erupsi, dan laju aliran massa (MFR) dari material erupsi. Durasi letusan dan ketinggian kolom diadaptasi dari hasil catatan letusan Galunggung tahun 1982-1983. Simulasi ditampilkan sebagai kontur ketebalan abu dengan densitas abu 500 kg/m3 untuk abu kering yang tidak terkompaksi. Integrasi berbagai macam data pada simulasi distribusi abu vulkanik Gunung Galunggung terbukti berguna untuk menghasilkan rekonstruksi persebaran abu vulkanik pada erupsi Gunung Galunggung pada tahun 1982. Perlunya perencanaan mitigasi bencana maupun mengestimasi kerusakan akibat abu vulknaik apabila Gunung Galunggung meletus di masa mendatang.