digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Julia Anggraini
PUBLIC yana mulyana

COVER Julia Anggraini
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Julia Anggraini
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Julia Anggraini
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Julia Anggraini
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Julia Anggraini
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Julia Anggraini
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Julia Anggraini
PUBLIC yana mulyana

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling dominan, dan merupakan salah satu jenis infeksi rumah sakit yang angka kejadiannya paling tinggi di Indonesia. Beberapa antibiotik untuk pengobatan ISK memiliki peran dalam interaksi obat, dan interaksi yang ditimbulkan dapat merugikan. Di Indonesia, penelitian terkait interaksi obat pada pasien ISK belum menggambarkan keterkaitan interaksi obat dengan outcome terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interaksi obat pada pasien ISK yang dirawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada periode Agustus 2017 –Juli 2018, serta mengetahui hubungan antara interaksi obat dengan kesembuhan pasien ISK dan dengan waktu hilangnya gejala atau tanda ISK. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan metode potong lintang, terhadap 155 subjek penelitian, dan dilakukan analisis komparatif antara kelompok tanpa interaksi obat dan kelompok interaksi obat. Terdapat 509 (41,6%) interaksi obat yang potensial terjadi dari 1224 obat yang diresepkan pada pasien ISK. Angka kejadian interaksi obat adalah 5,2 interaksi obat/pasien. Jenis interaksi obat yang paling potensial terjadi adalah interaksi antara obat-obat dengan tipe interaksi farmakodinamik dan farmakokinetik yang memiliki derajat keparahan tinggi (mayor) dan sedang (moderat). Interaksi tersebut berisiko menimbulkan kerugian pada pasien. Terdapat 4,71% efek interaksi obat yang teramati secara klinis pada 14 orang pasien. Perbedaan kesembuhan pasien ISK antara kelompok pasien tanpa interaksi obat dan kelompok pasien interaksi obat, tidak bermakna secara statistik namun interaksi obat pada pasien ISK dapat menurunkan kesembuhan hingga 12%. Perbedaan waktu hilangnya gejala atau tanda ISK bermakna secara statistik, p<0,001. Interaksi obat dapat memperpanjang waktu hilangnya gejala atau tanda ISK hingga 4 hari.