digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kawasan Indonesia Timur dikategorikan sebagai wilayah dengan rasio elektrifikasi terendah; Wilayah Papua diestimasi memiliki tingkat elektrifikasi 61,42% pada tahun 2017, sementara Jawa dan Kalimantan memiliki tingkat elektrifikasi yang lebih tinggi dari 80%. Listrik dapat dihasilkan dari berbagai sumber energi, seperti batu bara, minyak, diesel berkecepatan tinggi, hidro, dll. Namun, dalam beberapa tahun terakhir LNG menonjol dengan keunggulan kelimpahan dan ramah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan rantai nilai LNG Lapangan Ganeca dalam mencapai elektrifikasi berkelanjutan di Kawasan Indonesia Timur . Proyek LNG Cluster diajukan untuk memasok gas ke setiap bagian di Kawasan Indonesia Timur. Metodologi dimulai dengan penentuan skenario produksi lapangan gas untuk menghasilkan laju produksi maksimum dan jumlah sumur maksimum. Kemudian, menganalisa permintaan listrik saat ini di Indonesia Timur, diikuti oleh, rencana distribusi proyek LNG cluster. Terakhir, analisis ekonomi skenario produksi optimal untuk mencapai maksimum NPV menggunakan metode solver optimasi Evolutionary Algorithm. Perhitungan Indonesia Gross Split digunakan untuk analisis ekonomi. Skenario optimasi produksi menunjukkan hasil dari laju produksi lapangan maksimum dan jumlah sumur masing-masing 2.500 MMSCFD dan 17 sumur dalam dua batasan, yaitu laju sumur maksimum 150 MMSCFD dan panjang kontrak 20 tahun. Maksimum NPV dengan laju diskonto 10% dari skenario produksi optimum menggunakan metode solver menghasilkan 16.918,8 MMUSD untuk kontraktor dan 46.700,4 untuk pemerintah berdasarkan perjanjian Indonesia Gross Split. Produksi gas lapangan menghasilkan 94.6% untuk suplai ekspor dan 5.4% untuk suplai domestik.Pada akhirnya, cluster LNG telah terbukti mencapai elektrifikasi berkelanjutan di Kawasan Indonesia Timur. Keuntungan tinggi, baik untuk kontraktor dan pemerintah, diajukan berdasarkan strategi skenario produksi menggunakan metode solver optimisasi Algoritma Evolusi