digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kelayakan pengembangan proyek panas bumi bergantung pada pengembalian yang diperoleh dari investasi. Salah satu strategi untuk memperoleh pengembalian yang optimum adalah memformulasikan keekonomian proyek panas bumi dalam suatu model finansial dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Parameter input teknis dalam model finansial ditentukan oleh jumlah cadangan panas bumi yang tersedia dalam bentuk skenario pengembangan lapangan. Metode terbaik dalam memprediksi cadangan panas bumi adalah simulasi numerik. Tujuan dari studi ini adalah menentukan harga listrik untuk membangkitkan 30 MW, 60 MW, 110 MW, 50 MW (bertahap), dan 90 MW (bertahap) yang memenuhi 50% nilai Rate of Return sama atau kurang dari 16% pada suatu lapangan panas bumi dengan pendekatan probabilistik. Studi ini diawali dengan menentukan parameter masukan teknis: jumlah sumur produksi; make-up; dan injeksi yang diambil dari scenario pengembangan berdasarkan hasil simulasi numerik. Studi ini diaplikasikan pada dua lapangan yang berbeda, scenario pengembangan 30 MW, 60 MW, dan 110 MW pada satu lapangan yang sama sedangkan 50 MW (bertahap) dan 90 MW (bertahap) pada lapangan lainnya yang telah dikaji oleh peneliti lain. Total investasi dihitung untuk mengembangkan 30 MW, 60 MW, 110 MW, 50 MW (bertahap), dan 90 MW (bertahap). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa 50% dari estimasi investasi masing-masing sama atau kurang dari 5.34, 4.74, 4.37, 4.86, dan 4.81 Million USD/MW. Harga yang memenuhi P50 Rate of Return sebesar 16% juga dihitung, masing-masing sebesar 13.90, 11.75, 11.85, 14.80, dan 15.50 cents/kWh. Kemudian harga listrik tersebut dievaluasi berdasarkan Biaya Pokok Produksi (BPP) yang berlaku di daerah setempat. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa harga listrik dan/atau biaya pembangkitan skenario 30 MW, 60 MW,dan 110 MW perlu dinegosiasikan sedangkan skenario 50 MW (bertahap), dan 90 MW (bertahap) layak untuk dikembangkan.