digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Eric Edwin
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 1 Eric Edwin
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 2 Eric Edwin
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4 Eric Edwin
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 5 Eric Edwin
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 6 Eric Edwin
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 7 Eric Edwin
PUBLIC Dedi Rosadi


PUSTAKA Eric Edwin
PUBLIC Dedi Rosadi

Formasi Cibulakan di Cekungan Bogor telah terbukti menjadi reservoir yang memproduksi hidrokarbon. Karakterisasi reservoir melalui berbagai pendekatan dibutuhkan untuk pengembangan lanjutan yang lebih komprehensif, salah satunya dengan analisis singkapan untuk mendapatkan data ketebalan, geometri, dan variasi spasial. Peneltian ini difokuskan pada karakterisasi reservoir secara statis melalui analisis fasies dan fasies arsitektur, stratigrafi sikuen, dan diagenesis. Hasil pengukuran penampang stratigrafi, analisis kolom stratigrafi skala 1:80, analisis sampel dan sayatan tipis menunjukkan bahwa Formasi Cibulakan pada lintasa penelitian terdiri dari 14 fasies (A1, A2, B1, B2, B3, B4, C1, C2, C3, C4, C5, D1, D2, dan D3) dengan komponen butir penyusun berupa kuarsa, felspar, dan foraminifera. Fasies yang ada merupakan bagian dari 4 fasies arsitektur, yaitu: Shelf (A), Transition (B), Lower Shoreface (C), dan Upper Shoreface (D). Hasil analisis granulometri menunjukkan bahwa kedalaman batimetri, bioturbasi, badai, dan slump memengaruhi secara signifikan distribusi ukuran butir. Analisis foaminifera bentonik menunjukkan batimetri lintasan penelitian adalah neritik dalam hingga batial. Analisis diagenesis menunjukkan bahwa batuan pada lintasan penelitian telah mengalami beberapa proses diagenesis seperti bioturbasi, kompaksi, sementasi, dan dissolution yang masing-masing memiliki peranan dalam mengurangi porositas maupun menambah porositas batuan. Lingkungan diagenesis diinterpretasi berdasarkan morfologi semen yang teramati pada sayatan tipis menunjukkan bahwa lintasan penelitian telah melewati lingkungan diagenesis marine phreatic, meteoric phreatic, mixing zone, dan burial. Lintasan penelitian pertama tersusun atas 3 sikuen dan lintasan kedua tersusun atas 4 sikuen yang dapat dibagi ke dalam highstand systems tract (HST 1-1, HST 2-1, HST 1-2, HST 2-2, dan HST 3-2), lowstand systems tract – transgressive systems tract (LST–TST 2-1, LST–TST 3-1, LST–TST 1-2, TST 2-2, dan LST–TST 3-2), dan falling stage systems tract (FSST 2-1, FSST 2-2, dan FSST 4-2). Umur litologi Formasi Cibulakan pada lintasan penelitian ditentukan dengan analisis foraminifera planktonik yang menunjukkan umur N14– N16 (Miosen Tengah – Miosen Akhir).