Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat adalah salah satu wilayah di Bumi dengan tingkat
presipitasi tertinggi dengan rata rata 2.500 – 4.500 mm per tahun bahkan dapat mencapai lebih
dari 7.000 mm per tahun. Saat ini pemerintah Indonesia memprioritaskan pemerataan
pembangunan infrastruktur khususnya Papua. Dalam perencanaan pembangunan data historis
curah hujan menjadi salah satu faktor yang perlu diperhitungkan.
Dalam penelitian ini, telah dilakukan analisis hubungan IDF untuk seluruh wilayah Papua.
Namun keterbatasan data mengakibatkan pemilihan metode perlu diperhatikan. Sehingga
penelitian ini menggunakan metode yang dibangun oleh Chen (1983). Selain itu penelitian ini
juga menggunakan data satelit GSMaP versi 6 dari 1 Januari 2001 – 31 Desember 2012.
Dengan resolusi temporal 1 jam dan resolusi spasial 0.1 derajat.
Curah hujan tahunan paling tinggi terdapat pada Stasiun pengamatan Timika dengan nilai 5191
mm per tahun. Sedangkan curah hujan paling rendah ditunjukan oleh Stasiun Jayapura dengan
1852 mm. Nilai curah hujan di Papua berkisar antara 3.300 mm sampai dengan 10.600 mm per
tahun. Parameter meterologi a, b, dan c memiliki pola yang sama namun memiliki kisaran nilai
yang berbeda yaitu parameter a berkisar antara 2.24 - 4.21, parameter b berkisar antara (-5.23)
– (-3.21), dan parameter c berkisar antara 0.17 – 0.28.
Perpustakaan Digital ITB