Proses pengisian air pada reservoir buatan manusia (waduk) dapat memicu
terjadinya peningkatan aktivitas seismik. Peningkatan aktivitas seismik ini dikenal
dengan istilah gempa imbas. Gempa imbas terjadi dalam kisaran magnitudo yang
bervariasi, dari M < 3 hingga kasus dengan M > 6, pada selang kedalaman 1 – 2
km, 3 – 4 km serta kelompok kedalaman 4 – 6 km. Kejadian gempa imbas
merupakan mekanisme yang kompleks, meliputi serangkaian respons waduk
terhadap beban air. Potensi terjadinya gempa imbas tergantung pada berbagai hal,
seperti ketinggian bendungan, kondisi geologi, dan kapasitas reservoir air.
Penelitian dilakukan pada Kegiatan Pembangunan Bendungan Jatigede yang
secara regional dari stratigrafi terdiri dari Anggota Batupasir (Tomcl) dari
Formasi Cinambo; Anggota Breksi Vulkanik (Tmhl) dan Anggota Batupasir
(Tmhu) dari Formasi Halang, Formasi Breksi Terlipat (Qob), Formasi batuan
Vulkanik Muda (Qvu) serta Satuan Aluvium, dengan struktur geologi berupa
lipatan dan sesar geser yang ada di badan bendungan.
Data dalam penelitian terdiri dari parameter berat jenis, rasio Poisson, koefisien
gesek, modulus geser, permeabilitas dan kecepatan gelombang P. Persamaan
umum yang menjadi dasar antara lain persamaan poroelastik, kriteria keruntuhan
Mohr-Coulomb, persamaan aliran air media berpori, persamaan Fourier, dan
persamaan-persamaan dasar lainnya, dengan memperhatikan respons terhadap
beban air, perubahan tekanan pori, dan laju aliran serta tegangan terhadap
perubahan – perubahan yang terjadi.
Beban air yang didapatkan dari proses pengisian waduk berpengaruh terhadap
kenaikan tegangan. Beban air juga mempengaruhi penurunan pori dari material
yang ada di bawah bendungan sehingga tekanan pori juga mengalami kenaikan.
Peningkatan tegangan dan tekanan pori tersebut yang membuat nilai kekuatan
menjadi turun. Potensi gempa imbas sendiri diketahui dari penurunan nilai
kekuatan yang didahului dengan kenaikan nilai tekanan pori dan kenaikan nilai
tegangan, yaitu pada periode pengisian tahap I, satu hari sejak pengisian pertama
iv
dilakukan. Hal ini dikuatkan dengan melihat hasil perhitungan bahwa kombinasi
dari respons elastik dan difusi tekanan pori memperbesar potensi perubahan
tegangan dan kekuatan yang berimbas pada peningkatan seismisitas.
Perpustakaan Digital ITB